Selamat Datang

Semoga blog ini bermanfaat, oleh Ita Trie Wahyuni
"Seorang PEMENANG tidak akan pernah MENYERAH, karena hanya yang MENYERAH tidak akan pernah MENANG"

Tuesday, October 2, 2012

Laporan Mikrobiologi Total Plate Count


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kemurnian air minum sebenarnya sudah cukup terjamin. Akan tetapi sering kali secara sukqarela masih diadakan pengujian debgan menggunakan cara “menghitung jumlah koloni pada agar-agar lempengan yang yang telah ditetapkan”, disingkat “penjumlahan pada lempengan” (standard plate count). Untuk ini satu atau lebih ml air contoh dicampurkan kedalam cawan agar-agar yang belum beku yang mengandung glukosa tripton. Setelah itu sebagian dari cawan-cawan disimpan dalam suhu 20C selama 24 jam dan sebagian lain dalam suhu 35C selama 24 jam. Kalau jam-jam yang sudah ditentukan itu berakhir, jumlah koloni-koloni dihitung. Jika jumlah yang ditentukan pada masing-masing lempengan itu kurang dari pada standard yang telah ditetapkan, maka air dianggap murni.(waluyo. 2004)
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.(deidjoseputro. 2005)
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan tentang pertumbuhan jumlah mikroba ini adalah agar dapat mengetahui dan mepelajari teknik atau cara dalam menghitung mikroba. Serta agar dapat memahami air yang murni atau dilakukan pengenceran dapat mengurangi pertumbuhan mikroba pada media.

1.2  Tujuan
-          Mengetahui komposisi dalam pembuatan LBA
-          Mengetahui hasil yang didapat pada percobaan
-          Mengetahui tujuan pada pengeceran


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan secara umum dapat didifinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen didalam sel hidup. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan pertumbuhan. Pada mikroorganisme, petumbuhan individu(sel) dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang terjadi, kadang-kadang terlalu cepat pertumbuhannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.(Dwidjoseputro. 2005)
Umur sel jasad renik ditentukan segera setelah proses pembelahan sel selesai sedangkan umur kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel tergantung dari kecepatan pertumbuhannya. Semakin baik zat nutrisi didalam substrat tempat tumbuhnya, mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat dan ukuran sel semakin besar.(dwidjoseputro. 2005)
Akhir-akhir ini ditemukan cara pengujian yang lebih cepat dan tepat, yaitu dengan menggunakan saringan halus yang dibuat dari pada semacam selulosa. Metode ini dikenal sebagai metode penyaringan(membrane filter method). Cara untuk menguji permurnian air sehingga mikroorganisme tidak terlalu banyak.(waluyo. 2004)
Pengukuran pertumbuhan, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah jasad renik, yaitu :
a)      Perhitungan jumlah sel
o   Hitungan mikroskopik
o   Hitungan cawan
o   MPN (Most Probable Number)
b)      Perhitungan massa sel secara langsung
o   Cara volumetric
o   Cara gravimetric
o   Turbidimetri (kekeruhan)
c)      Perhitungan massa sel secara tidak langsung
o   Analisis komponen sel secara (protein, AND, ATP, dan sebagainya)
o   Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)
o   Analisis komsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino mineral, dan sebagainya)
Perhitungan massa sel secara langsung maupun perhitungan massa sel secara tidak langsung jarang digunakan dalam menguji jumlah mikroba padabahan, tetapi juga sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel selama proses etrmentasi. Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu pengukiran.
Metode volumetric dan gravimetric, pengukuran volume dan berat sel dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu, bila substrat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan, misalnya bahan pangan, sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan menggunakan metode volumetric maupun dengan turbudimetri. Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel -sel selama proses fermentasi dimana komponene substrata atau bahan yanag difermentasi dapat diamati dan diukur.(dwidjoseputro. 2005)
Cara menghitung bakteri
o   Menghitung secara langsung
Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meninkatkanya konsentrasi sel-sel, begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang mengandung sejumlah bear bakteri(kira-kira lebih dari 104 per ml) biasanya diencerkan dari  1:10 sampai 1:10 atau lebih tergantung bahan pemeriksaan dan metode hitung sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan memudahkan perhitungan. Perhitungan langsung ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Menghitung sel langsung
Cara ini menggunakan bilik hitung(hemositumeter) yang menghasilkan hitungan total, karena semua sel terhitung, baik sel yang hidup maupun yang mati. Karena bakteri itu sangat kecil, maka perhitungan yang dilakukan secara setatistik dapat diterima, namun harus dibuat suspense sekurang-kurangnya 104 per ml.
b.      Menghitung dari preparat pengnceran
Sama halnya dengan menghitung sel langsung, cara ini menghasilkan hitung total. Perhitungan dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah volum pada luas kaca objekyang telah diukur dicat dengan metilen biru atau cat lain yang sesuai kemudian dihitung jumlah organism pada bagian-bagian yang telah diketahui luasnya.
c.       Menghitung dengan filter membrane
Contoh cairan yang telah ditakar dan disaring dengan filter steril yang terbuat dari membrane berpori. Bakteri yang bertahan oleh filter itu kemudian dihitung langsung
d.      Menghitung dengan alat perhitungan elektronik
Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik penggunaan kebanyakan alat ini didasarkan alat kerja dengan lubang pengnilai elektronik(dapat disamakan dengan mata elektronik).(irianto. 2007)


Cara hitungan mikroskopik
o   Metode Petroff-Hawser
Dalam metode ini, hitungan mikroskopik dilakukan dengan pertolongan kotak-kotak skala, dimana  dalam setiap ukuran skala seluas 1mm terhadap 25, kotak besar dengan luas 0,04 mm, dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak-kotak kecil. Tinggi sampel yang terletak diantara kaca benda dan kaca penutup adalah 0,02 mm. jumlah sel dalam beberapa kotak besar dapat dihitung, kemudian dihitung jumlah sel rata-rata dalam kotak besar. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai berikut :
Jumlah sel per ml sampel :

      Jumlah sel per kotak besar x 25 kotak x 1/0,02 x 103
      Jumlah sel / mm2
      Jumlah sel / mm3
      Jumlah sel / mm3 (ml)

Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 25 x 50 x 10

             Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 1,25 x106
Hitungan mikrokopik merupakan metode yang epat dan urah tetapi mempunyai kelemahan sebagai berikut :
o   Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup, karena itu keduanya terhitung
o   Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop sehingga kalau tidak teliti tidak terhitung
o   Untuk mempertinggi ketelitian jumlah sel di dalam suspense harus cukup tinggi, minima untuk bakteri 106 sel/ml metode Bread.
Cara ini merupakan suatu cara cepat yaitu menghitung bakteri langsung dengan menggunakan mikroskop. Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap susu yang dipasteorisasi, karena secara mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel bakteri yang masih hidup atau yang tel mati, karena perlakuan pasteorisasi. Metode hitung cawan.(dwidjoseputro. 2005)
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, tanpa mikroskop.(dwidjoseputro. 2005)
Pada individu multiseluler bila sel-selnya membelah individunya menjadi bertamabah banyak, pada mikroorganisme uniseluler pembelahan berarti bertambah banyaknya individu. Jadi dalam hal ii pembelahan berrti multiplikasi. Bakteri multiplikasi secara aseksual dengan pembelahan menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap keturunannya secara individual dapat melanjutkan proses reproduksi secara tidak terbatas dengan cara yang sama dengan induknya atau individu sebelumnya dengan syarat tersedia makanan dan energy yang cukup dan keadaan linkungan(PH,Suhu) bebas polusi oleh sisa buang yang beracun dan sebagainnya.(irianto. 2007)
Kebanyakan bakteri bermultiplikasi dengan pembelahan biner melintang yaitu pembelahan menjadi dyua sel yang sama, tidak semua factor yang memprakarsai dan menguasai pembelahan sel ini di ketahui dengan jelas. Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup berkembang menjadi satu koloni jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organism yang dapat hidup terkandung pada sampel. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhu syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan.(irianto. 2007)

BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum kali ini tentang perhitungan jumlah mikroba dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2011, pada pukul 10.00-12.00 wita dan dilanjutkan pada hari Kamis, tanggal 14 April 2011 pada pukul 14.00-15.00 wita, bertempat di laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
     3.2.1 Alat-alat
-          Mikropipet
-          Bluetip
-          Spatula
-          Cawan petri steril
-          Lampu Bunsen
-          Labu Erlenmeyer
-          Pensit
-          Digital coloni Counter
-          Hand fally c ounter
-          Laminar air flow cabinet
-          Spidol
-          Tabung reaksi
-          Rak tabung reaksi
-          Inkubator
-          Hot plate
-          Autoclave
-          Neraca analitik
-          Wadah
-          Botol spray

    3.2.2 Bahan-bahan
-          Alkohol 70%
-          Garam fisiologis 0,9%
-          LBA
-          Kertas lebel
-          Aquades
-          Tanah teknik 1 gr
-          kore
-          Pensil
-          Tissue

3.3 Cara kerja
    3.3.1 Pengamatan Tanah Teknik
1.      Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol 70%
2.      Ditimbang sampel tanah sebanyak 1 gram
3.      Disiapkan tabung reaksi berisi garam fisiologis sebanyak 9 ml
4.      Dimasukkan tanah 1 gram kedalam tabung reaksi berisi garam fisiologis secara aseptic dan divortex ini pengenceran 10-1, kemudian ambil 1ml dari pengenceran 10-1, dimasukkan dalam tabung pengenceran 10-2 divortex, diulangi sampai pengenceran 10-5
5.      Diambil tiga pengenceran 10-3, 10-4, 10-5, masing-masing diambil sebanyak 1 ml dan diletakkan pada cawan petri yang berbeda, sebelumnya dipanaskan pinggian cawan petri
6.      Diambil LBA, buka tutup Erlenmeyer, dipanaskan mulut Erlenmeyer, kemudian dituangkan LBA kedalam cawan petri yang telah berisi pengenceran sampai menutupi seluruh permukaan, lakukan pada cawan 10-3, 10-4, 10-5
7.      Ditutup cawan petri, kemudian dihomogenkan dengan digerakkan membentuk angka delapan
8.      Diberi kertas label
9.      Dinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam
10.  Dihitung jumlah mikroba pada masing-masing cawan petri.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengamatan
   4.1.1 Tabel Pengamatan Jumlah Mikroba Tanah Teknik
NO
                 Sampel
                               Keterangan
 1






2






3
Tanah teknik 10-3
 






Tanah teknik 10-4
 






Tanah teknik 10-5


Jumlaqh koloni = 300
Jumlah koloni /gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengencer




Jumlah koloni = 91
Jumlah  koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran




Jumlah koloni = 11
Jumlah koloni/gr  = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran

   4.1.2 Grafik





 


4.2 Perhitungan
   4.2.1 perhitungan tanah teknik 10-3
Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran
= 300 x 1/10-3
= 300000 cfu/gram
  4.2.2 Perhitungan tanah teknik 10-4
            Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran
            = 91 x 1/10-4
            =910000 cfu/gram
   4.2.3 Perhitungan tanah teknik 10-5
            Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran
            = 11 x 1/10-5
            = 1100000 cfu/gram

4.3 Pembahasan
Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode total plate count (TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media penyubur merupakan nutrisi untuk makanan mikroba.(dwidjoseputro. 2005)
Dalam percobaan ini digunakan media LBA (Luria Barthani Agar) media ini sama halnya dengan media NA dan PDA, sebagai media pertumbuhan mikroba. Komposisi dar LBA adalah Nacl 0,5%, pepton 1%, yeast extras 0,5% dan agar 1,5%.
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil dengan perhitungan menggunakan digital coloni counter didapatkan hasil yang berbeda-beda dari tiap-tiap cawan petri dengan pengenceran yang berbeda namun dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengenceran yang dilakukan maka semakin sedikit mikroba yang tumbuh dalam media. Dapat kita lihat pada pengenceran 10-3 didapatkan pehitungan koloni sebanyak 300, pada pengenceran 10-4 didapatkan hasil perhitungan sebanyak 91 koloni, dan pada pengenceran 10-5 didapatkan hasil perhitungan sebanyak 11 jumlah koloni.
Dilakukan pengenceran sampai 10-5 berfungsi untu mengurangi jumlah mikroba. Dan dapat melihat perbedaan mikroba yang tumbuh atau baerkembang dari pengenceran 10-3, 10-4,dan 10-5. Bertujuan untuk memperkecil jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan sehingga untuk membantu perhitungan jumlah mikroba.
Dalam melakukan percobaan dilakukan beberapa perlakuan yaitu memanaskan pinggiran cawan petri agar bakteri yang telah  diinginkan tidak tumbuh dan mencegah terjadinya kontaminasi. Dihomogenkan larutan dengan vortex agar tidak terjadi dua fase dan larutan tercampur merata. Ditimbang sampel agar sesuai dengan takaran.
Terdapat factor kesalahan dalam melakukan percobaan ini yaitu kurang teliti dalam menghitung, jumlah mikroba sehigga hasil yang didapatkan tidak tepat.







BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
            Dari percobaan perhitungan jumlah mikroba dapat disimpulkan bahwa :
-          Komposisi dalam pembuatan LBA (luria bertahani agar), adalah Nacl 0,5%, pepton 1%, yeast ectras 0,5% dan agar 1,5%.
-          Dari percobaan dengan menggunakan sampel tanah teknik, pada pengenceran 10-3 didapatkan 300 jumlah koloni, pada pengenceran 10-4 didaapatkan 91 jumlah koloni dan pada pengenceran 10-5 didapatkan 11 jumlah koloni.
-          Dilakukan pengenceran bertujuan untuk memperkeci atau mengurangi jumlah mikroba yang tercupensi dalam cairan sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah mikroba.
5.2 saran
            Sebaiknya peraktikan harus teliti dalam menghitung jumlah koloni, sehingga hasil yang didapatkan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatani : Jakarta
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme ; jilid 1. Cv.
Yrama. Media :Bandung

Waluyo, Iud. 2004. Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah : Malang

2 comments: