BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah
koloni yang mampu di bentuk oleh mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini,
bagi tubuh manusia akan menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri untuk maknan
terutama minuman, sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan. Air minum
dari berbagai tempat memepunyai jenis-jenis
bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah
terbebas dari bakteri (Dwidjoseputro, 1994).
Pertumbuhan
sering kali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan untuk menghasilkan 2
sel baru dan hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat menghasilkan sel baru. Bila tidak mempunyai kemampuan ini
lagi, Maka sel dinyatakan tidak hidup lagi atau mati. Analisis pertumbuhan
bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, membandingkan jumlah sel,
berat kering, konsentrasi protein atau nitrogen dan kekeruhan (Dwidjoseputro, 1994).
Perhitungan
jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan langsung maupun tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan, pada suatu saat tertentu tanpa memberikan
perlakuann terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme yang diketahui dari
cara tidak langsung terlebih dahulu harus memeberikan perlakuan tertentu
sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain adalah memebuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
di warnai atau tidak di warnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber),
sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme dalam suatu bahan yang masih hidup saja. (Dwidjoseputro, 1994).
Oleh
karena itu yang melatar belakangi percobaan ini ialah agar pratikan dapat
mengetahui tentang teknik-teknik perhitungan
mikroba dan salah satunya yaitu metode MPN dan mengerti tentang perhitungan
mikroba pad prinsip percobaan metode MPN serta hal yang berkaitan dengan bakteri
koliform pada percobaan yang dilakukan.
1.2
Tujuan
-
Untuk mengetahui
prinsip metode MPN
-
Untuk mengetahui fungsi
dari media EMBA, BGLBB, LB
-
Untuk mengetahui proses
terjadinya gelembung pada tabung durham di setiap uji percoban MPN
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Perhitungan secara tidak langsung
ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count) TPC,
perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN
metode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri
dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi
(confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih
dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel.
Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung
jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter.
Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan
dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari
udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro,
1994).
Output metode MPN adalah nilai MPN.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk
koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada
setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi
(Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri coliform adalah golongan
bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri
coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah
bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).
Salah
satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena
E.coli adalah bakteri
coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering
disebut sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh
lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya
memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Dwidjoseputro,
1994).
Istilah bakteri
indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri indikator
sanitasi adalah bakteri yang keberadannya dalam pangan menunjukkan bahwa air
atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat banyaknya
jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap
bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator
sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia
sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan
bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami
kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu
kemungkinan terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis
bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia
coli, kelompok Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium
perfringens (Hastowo, 1992).
Pengukuran
kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam
penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah
mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung,
antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber).
Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count).
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total
plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan
atau turbidimetri) (Hastowo, 1992).
Berbagai macam
uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji
kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif
bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk
menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap
tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan
komposisi bahan pangan (Hastowo, 1992).
Metode MPN (Most
Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan
kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang
bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif dan tidak
membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan
gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hastowo, 1992).
Dalam metode MPN
digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang menggunakan medium
padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif,
yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan
atau terbentuk gas dalam tabung durham (Lay, 1992).
Pendekatan lain
untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN. Metode MPN didasarkan
pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini umumnya digunakan
untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi adanya
bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri
utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk
spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam
waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak
3 atau 5 buah tabung reaksi untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka
disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung
adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH dan
ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda.
Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double
Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr),
peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %)
per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose
Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah
dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992).
MPN
(most Probable Number). Metode hitungan cawan dengan menggunakan medium padat,
tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi.
Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni yang
ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik yang membentuk gas.
Untuk setiap pengenceran pada umumnya dengan menggunakan 3 atau 5 seri tabung.
Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi,
tetapi alat gelas (tabung reaksi) yang digunakan juga lebih banyak
(Dwidjosepuutro, 2005).
Perhitungan
bakteri hidup dilakukan dengan cara seri pengenceran. Cara ini secara luas
digunakan untuk menghitung bakteri hidup dalam berbagai cairan seperti air,
susu, biakan cair dan sebagainya. Serentetan pengenceran dibuat untuk kemudian
ditanam dalam medium pembiakan bulyon agar dan setelah inkubasi jumlah koloni
dihitung. Setelah dikonversi sesuai dengan pengencerannya, akan diketahui
jumlah bakteri per milliliter. Karena pengenceran dikerjakan secara lipat ganda
atau secara desimal, maka angka yang diperoleh hanya angka perkiraan, yang
biasa disebut Most Probable Number (MPN) (Irianto, 2006).
Prinsip
untama dari metode MPN ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang
tetapi tidak selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin
rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang
muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran
yang dilakukan) maka semakin jarang tabung reaksi positif yang muncul. Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif
“kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung dari probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat
memasukkannya kedalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi
metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negative (tidak) ini menggambarkan
konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan (Dwidjoseputro,
2005).
Dalam
metode MPN pengenceran sampel harus lebih tinggi daripada pengenceran pada
hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang
diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung 1 jasad
renik, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari 1 sel, sedangkan tabung
yang lain mengandung sel sama sekali. Dengan demikian setelah inkubasi
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung, yang dinyatakan sebagai
tabung positifm sedangkan tabung lainnya negatif (Waluyo, 2004).
Metode
MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang
berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat
dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10 dari sampel tersebut. Kelompok
jasad renik yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung
dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan (Dwidjoseputro, 2005).
Lebih
lanjut mengenai metode MPN, dari setiap pengenceran masing-masing dimasukkan 1
ml masing-masing ke dalam tabung yang berisi medium, dimana untuk setiap
pengenceran digunakan 3 atau 5 seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu, dihitung jumlah tabung yang positif. Kriteria tabung positif
atau tidak ditandai dengan timbulnya kekeruhan
atau gas pada tabung durham. Misalnya pada pengnceran pertama, 3 tabung
menghasilkan pertumbuhan positif, pada pengenceran ke 2 tabung positif, pada pengenceran
ke 3 satu tabung positif, dan pada pengenceran teakhir tidak ada tabung yang
positif. Kombinasinya menjadi 3,2,1,0 dan jika diambil 3 pengenceran pertama
kombinasinya menjadi 3,2,1. Angka kombinasi ini kemudian dicocokkan dengan
table MPN, kemudian nilai MPN sampel dapat dihitung sebagai berikut :
Pengenceran tabung tengah
|
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
Waktu dan Tempat
Pada pratikum
mikrobilogi ini berjudul tentang perhitungan jumlah mikroba dengan menggunakan
metode MPN yang dilaksanakan pada hari rabu, pada tanggal 20 April 2011 pada
pukul 10.00-12.00
WITA dan dilanjutkan pengamatan pada pada hari kamis, pada tanggal 21 April
2011 pada pukul 05.00-06.00
WITA. dan dilanjutkan pengamatan ke dua pada pada hari sabtu, pada tanggal 23
April 2011 pada pukul 08.00-10.00
WITA. Dan di lanjutkan pengamatan ke tiga pada pada hari senin, pada tanggal 25
April 2011 pada pukul 12.00-12.30
WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi
dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan
Bahan
3.2.1
Alat
-
Botol sampel
-
Rak tabung reaksi
-
Tabung reaksi
-
Tabung durham
-
Blue tip
-
Mikropipet
-
Bunsen
-
Korek
-
Cawan petri
-
Jarum inokulasi/ose
-
Vortex
-
Pipet volume
-
Inkubator
-
Laminar air flow
-
Autoclave
-
Pensil
-
Almunium foil
-
Penyemprot alkohol
3.2.2
Bahan
-
Lactose Borth (LB)
-
Brilliant
Green lactose Bile Broth (BGLBB)
-
Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA)
-
Alkohol 70%
-
Garm fisiologi
-
Kertas label
-
Tisu
-
Air galon (minum)
-
Air sungai
-
Air sumur
-
Air PDAM
-
NaCl 45 ml
3.3 Cara kerja
3.3.1
Uji penduga
1.
Disiapkan Alat dan
Bahan.
2.
Disiapkan 5 tabung
reaksi setiap seri pengenceran yang di pilih.
3.
Dimasukan 5 ml sampel
air minum pada setiap tabung reaksi seri pengenceran 10.
4.
Dimasukan 0,5 ml sampel
pada seri pengenceran 1 .
5.
Dimasukan 0,5 ml sampel
pada larutan NaCl 4,5 ml .
6.
Dimasukan 0,5 ml
campuran NaCl tadi pada setiap tabung reaksi seri pengenceran 10-1.
7.
Dimasukan 0,5 ml
larutan NaCl 4,5 ml yang telah dilarutkan sampel pada larutan NaCl 4,5 ml untuk
pengenceran 10-2.
8.
Dimasukan campuran NaCl
4,5 ml tadi pada setiap seri tabung reaksi pengenceran 10-2.
9.
Diinkubasi dalam suhu
350C selama 24 jam dan sebelumnya diberi label pada setiap
pengenceran yang dilakukan.
10. Diamati
perubahan pada tabung reaksi.
11. Dihitung
jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.
3.3.2
Uji penegas
1.
Disiapkan alat dan
bahan.
2.
Dipijarkan jarum ose
dan dimasukan ke dalam tabung reaksi pada uji penduga pada pengenceran 10.
3.
Dimasukan jarum ose
pada yang elah dimasukan ke dalam pengenceran 10 ke dalam media BGLBB.
4.
Dipijarkan lagi jarum
ose dan di ulangi perlakuan yang sama hingga ke lima tabung reaksi setiap seri
pengenceran yang di lakukan.
5.
Diberi label pada
setiap seri tabung reaksi pengenceran yang dilakukan.
6.
Diinkubasi pada suhu 350C
selama 24 jam.
7.
Diamati gas yang
terbentuk pada tabung durham.
8.
Dihitung jumlah bakteri
yang terdapat pada sampel.
3.3.3
Uji pelengkap
1.
Disiapkan alat dan
bahan.
2.
Dipijarkan jarum ose
pada lampu bunsen.
3.
Dimasukan jarum ose
pada tabung reaksi pengenceran ke 10.
4.
Digoresakan jarum ose
yang telah di masukan padapengenceran 1o pada media EMBA yang terdapat pada
cawan petri dan di gunakan pada kolom yang tersedia hingga ke lima seri tabung
pengnceran 10.
5.
Dipijarkan lagi jarum
osedan di lakukanperlakuan yang sama hingga ke lima tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di
lakukan.
6.
Diberi label.
7.
Diinkubasi pada suhu 350C
selama 24 jam.
8.
Diamati setiap cawan
petri yang terdapat bakteri E.coli.
9.
Dihitung jumlah bakteri
yang terdapat pada sampel.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
4.1.1
Tabel Hasil Pengamatan Metode MPN
Media
|
Seri
|
Pengamatan
|
Nilai
MPN
|
MPN
|
||
10
|
1
|
10-1
|
10-2
|
Tabel
|
||
LB
|
4
|
4
|
3
|
1
|
33
|
3300
|
GLBB
|
3
|
4
|
1
|
2
|
26
|
2600
|
EMBA
|
0
|
0
|
0
|
0
|
-
|
-
|
4.2 Perhitungan
4.2.1
Perhitungan Media LB (lactose Borth)
(pengenceran
tabung tengah)
10-1
:
3300 Cfu/100 ml
4.2.2
Perhitungan Media GLBB (green lactose bile borth)
(pengenceran
tabung tengah)
10-1
:
2600 Cfu/100 ml
4.2.3
Perhitungan Media EMBA (eosin methylene blue agar)
(pengenceran
tabung tengah)
100
ml
:
0 Cfu/100 ml
4.3 Pembahasan
Metode MPN (Most Probable Number)
adalah metode yang digunakan untuk menghitung koliform di dalam air dengan
menggunakan pengujian fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya
adalah uji penduga (Presumtive Test), uji penegas (Confirmed Test), dan uji
pelengkap (Completed
Test) Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN
adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni
dalam sampel (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN ini umumnya digunakan
untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi adanya
bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri
utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora,
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam
inkubasi pada 37º C (Dwidjoseputro, 1994).
E.coli adalah
bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering
disebut sebagai coliform fekal. Bakteri
coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia dan merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain
(Dwidjoseputro, 1994).
Media
Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran coliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
broth) untuk Salmonella dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak
beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk coliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa (lay, 1992)
Media
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti Staphylcoccus. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella.
Mikroba yang memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna
gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya
tidak berwarna. Adanya eosin dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan
tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman
lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp. dan dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun
media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut
adalah E.coli. Agar EMB (levine)
merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif
dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan methylene blue sebagai indikator
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang
tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri E.coli yang lebih cepat meragikan
sukrosa daripada laktosa (Hastowo, 1992).
Media BGBB
(Brilliant Green Bile
Broth) digunakan untuk
mengkonfirmasi hasil tes positif dugaan. Brilliant Green
Bile Broth (BGBB)
juga disebut sebagai Brilliant Green Lactose Bile
Broth (BGLBB). Enzimatik Intisari
dari Gelatin adalah
sumber karbon dan
nitrogen digunakan untuk kebutuhan pertumbuhan umum
di Brilliant Green
lactose Bile Broth. Oxbile dan Brilliant
Green menghambat bakteri
Gram positif dan
bakteri Gram negatif
banyak, selain E.coli. Laktosa merupakan
sumber karbohidrat. Bakteri yang fermentasi
laktosa dan menghasilkan
gas yang terdeteksi Penggunaan utama dari media ini
adalah untuk mengidentifikasi keberadaan E.coli
pada makanan. Selama inkubasi 24 jam pada suhu 37 °C E.coli akan memfermentasi laktosa dalam kaldu dengan produksi gas
dan Gas ini akan terkumpul dalam sebuah tabung durham terbalik (Hastowo, 1992).
Uji Penduga (Presumptive
Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung yang berisi Lactose Broth
dan tabung durham diinokulasikan dengan sampel air untuk menguji apakah air
tersebut mengandung bakteri yang bisa memfermentasikan laktosa yang memproduksi
gas. Jika setelah inkubasi gas timbul pada Lactose Broth, diduga ada bakteri coliform
di sampel air tersebut. Uji penduga
merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri coliform
berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa
oleh bakteri golongan E.coli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang
dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham yang berupa gelembung udara.
Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan
menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuknya asam dan gas dan
dibandingkan dengan tabel MPN. dan jika tidak terbentuk gas dalam tabung durham,
dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada
masing-masing seri, MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (Lay,
1992).
Uji penguat atau
pelengkap. Merupakan uji dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas
terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi diinokulasikan pada media
Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.
Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan
kilap metalik (Lay, 1992).
Uji penegas
untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna
pada uji penguat atau pelengkap. Uji penegas merupakan suatu uji sebelum
dilakukanya uji pelengkap dimana digunakn media (BGLBB) Brilliant
Green Lactose Bile
Broth. Dimana pada media ini di lihat fermentasi laktosapada
bakteri E.coli dengan terbentuknya
asam dan gelembung. Pada uji penegas banyaknya kandungan bakteri E.coli dilihat dengan menghitung tabung
yang terdapat gelembung di dalam tabung durham dan dihitung MON count dengan
melihat hasil dari MPN tabel dikali sepuluh per pengenceran tengah dan dari
hasil uji penegas akan disimpulkan dengan uji penguat atau pelengkap
(Dwidjoseputro, 1994).
Hasil pengamatan
pada perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan metode MPN diketahui, pada
uji penduga digunkannya media lactose borth dengan sampel air minum yang
digunakan diketahui seri pengamatan 10 terdapat empat gelembung, pengenceran 1
terdapat empat gelembung, pengenceran 10-1 terdapat tiga gelembung,
dan pengenceran 10-2 terdapat satu gelembung. Pada MPN tabel diketahui
33 nilai MPN tabelnya dan dari perhitungan MPN count didapatkan hasi 3300 Cfu
/100 ml.
Pada uji penegas
dengan menggunakan media Brilliant Green
Lactose Bile Broth
dapat diketahui seri pengamtannya pada pengenceran 10 terdapat lima gelembunng,
pada pengencera 1 terdapat empat gelembung, dan pada pengenceran 10-1 terdapat
satu gelembung sedangkan pada pengenceran 10-2 terdapat dua
gelembung. Dari hasil pengenceran didapatkan hasl nilai MPNtabelnya 26, dengan
perhitungan mencari Mpn count hasil yang didapat dari MPN-nya adalah 2600
Cfu/100 ml.
Pada uji penguat
atau pelengkap dari setiap seri pengenceran tidak didapatkan hasil adanya
bakteri E.coli yang tumbuh pada
sempel air minum. Jadi, hasil yang didapat adalah nihil atu tidak ada bakteri E.coli yang tumbuh.
Faktor kesalahan
pada percobaan perhitungan jumlah mikroba pada metode MPN. Trejadi pada cara
penggoresan pada media EMBA yang tidak sesuai dengan alur dan melewati dari
garis pembatas kolom, serta kurang hati-hati
dalam melakukan percobaan sehingga terdapat tabung reaksi yang pecah akibat
kecerobohan.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pratikum mengenai
“perhitungan jumlah mikroba dengan metode MPN” dapat disimpulka bahwa :
-
Prinsip dari metode MPN
adalah suatu metode perhitungan jumlah mikroba yang menggunakn tiga tahap uji
yaitu uji penduga , uji penegas/konfirmasi dan uji pelengkap yang didasarkan
untuk mengetahui jumlah dari mikroba coliform.
-
Fungsi dari media Eosin
Methylene blue agar (EMBA) iaalh sebagi indikator untuk memberikan perbedaan
yang nyata antara koloni yang memefermentasikan laktosa dan yang tidak.
Sedangkan fungsi dari media brilliant green
laktose bile borth (BGLBB) ialah sebagai pengkonfirmasi hasil tes positif uji
penduga. Dan media lactose borth (LB) berfungsi sebagai media untuk mendeteksi
keberadaan bakteri coliform dalam air.
-
Proses terjadinya
gelembung pada tabung durham terjadi karena adanya fermentasi laktosa yang di
lakukan oleh bakteri golongan E.coli sehingga terbentuk asam pada media yang
tedapat laktosa, yang dapat di lihat dengan kekeruhan sehingga menghsilkan gas
atau gelembung dara pada tabung durham
5.2 Saran
Di
harpkan prtikan harus melepas peralatan acsesoris seperti gelang dan cincin,
agar tidak mengganggu saat dalm melakukan percobaan perhitungan jumlah mikroba
dengan menggunakan metode MPN.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro, D . 1994. Dasar
- Dasar Mikrobiologi. Jakarta
: Djambatan
Dwidjoseputro, D . 2005. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Hastowo,
Sugyo . 1992 . Mikrobiologi . Jakarta : Rajawali
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1.
Bandung : CV Yrama Widya
Lay,Bibiana.W . 1992 . Analisis Mikroba Di Laboratrium . Jakarta :
Rajawali
Waluyo, Iud. 2004. Mikrobiologi
Umum. Malang : Universitas Muhammadiyah
thx ya infonya ni sngat brmanfaat utk mnyelesaikan laporan q^^
ReplyDeletesipp sama-sama :) senang bisa membantu :D
Deletethank you infonya,,,,
ReplyDeleteyup :) your welcome :D
Deletesebuah kesalahan yang harus di perbaiki karena anda tidak menunjukkan dari mana tulisan ini anda dapat....
ReplyDeleteatau gak ada daftar pustakanya
ada beberapa laporan yang daftar pustakanya terpisah dengan file laporannya. untuk laporan yang ini daftar pustakanya :
DeleteDAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro,D . 1994 . Dasar - Dasar Mikrobiologi . jakarta : djambatan
Hastowo, sugyo . 1992 . Mikrobiologi . jakarta : rajawali
Lay,bibiana.W . 1992 . Analisis Mikroba Di Laboratrium . jakarta : rajawali
ini baru mau di coment
Deleteehh ternyata dah di buat :)
thx
terimakasih...
ReplyDeleteluar biasa....aq terbantu.............matur nuwun
ReplyDeletesaya punya tabel MPN cara menjelaskannya baimana?
ReplyDeletesangat membantu. thanks
ReplyDelete