Selamat Datang

Semoga blog ini bermanfaat, oleh Ita Trie Wahyuni
"Seorang PEMENANG tidak akan pernah MENYERAH, karena hanya yang MENYERAH tidak akan pernah MENANG"

Wednesday, October 3, 2012

Laporan Kimia Dasar I Kromatografi

enter style='margin-left:11.0pt;text-align:center'>BAB 1

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah banyak digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti detilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih sederhana, penggunaan waktu yang sangat singkat terutama mempunyai kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi, Metode ini digunakan, jika dengan metode lain tidak dapat di lakukan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau campurannya kompleks.
Meskipun dasar kromatografi adalah suatu proses pemisahan namun banyak diantara cara ini dapat digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisi kualitatif dan analisis kuantitatif adalah kromatografi kertas, kromatigrafi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom, kromatografi gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi. Kromatografi kertas dan KLT pada umunya lebih bermanfaat untuk tujuan indentifikasi, karena lebih mudah dan sederhana.
Kromatografi kolom memberikan pemilihan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk pemisahan campuran secara kuantitatif. Dalam indutri metode inibanyak dipakaiuntuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkandalam hasil, misalnya pada pemurnian minyak tanah atau minyak goring dan pemurnian hidroksidayang dihasilkan dari proses elektrolisis.
Teknik pemisahan kromatografi dilakukan untuk mendapatkan pemisahan campuran diantara dua fase. Fase tersebut adalah fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa zat cair dan zat padat, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas.
Latar belakang dari percobaan ini adalah menghadirkan materi dasar yang akan memperkenalkan praktikan dengan berbagai aspek dari proses kromatografi, menjelaskan dalam istilah yang sederhana bagaimana prinsip kerja jromato grafi, dan menunjukan beberapa penerapan yang telah membuat kromatografi tidak dapat diabaikan dalam berbagai bidang kehidupan.

1.2  Tujuan
-          Mengenal jenis pemisahan kromatografi
-          Mengetahui teknik pemisahan pada kromatografi
-          Memisahkan camouran diantara dua fase







       






BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik cair, padat maupun gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat di pisahkan dengan cara lain. Dasar kromatografi adalah perbedaan daya serap suatu zat dengan zat lainnya. Jika campuran komponen campuran (misalnya A,B dan C) dialirkan dengan suatu pelarut melalui padatan tertentu, maka A, B dan C akan bergerak dengan kecepatan berbeda, karena daya serap padatan itu terhadap komponen tidak sama. Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen atau fase gerak, sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut adsorpen atau fase tetap. Syarat eluen harus dapat melarutkan semua komponendan dapat mengalir, maka berupa cairan atau gas. Eluen dapat berupa Zat murni atau campuran, misalnya ter murni atau alcohol 50%.
Komponen paling kuat diserap oleh adsorben akan mengalir paling lambat (yaitu A) dan sebaliknya yang diserap paling rendah akan mengalir paling cepat (yaitu B), sedangkan daya serap terhadap C berada diantara A dan B. Semakinlama proses mengalir semakin jauh jarak antara komponen dan semakin sempurna pemisahan, tetapi diperlukan tabung yang panjang serta eluen dan adsorben yang banyak.
Komponen dapat dipisahkan dari komponen lain dengan mendorong adsorben keluar dan dipotong berdasarkan komponennya. Tiap potongan dimasukan ke dalam pelarut dan disring untuk memisahkan adsorben, dan larutan akan mengandung satu komponen. Komponen dapat dipisahkan dari pelarut dengan teknik detilasi atau rekristalisasi.
Berdasrkan jenis eluen dan adsorbennya, kromatografo dapat dibadi menjadi empat cara, yaitun kromatografi kolom, kertas,lempeng tipis, dan gas.
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang adsorbennya di masukan ke dalam tabung (pipa) kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk tepung, contohnya alumina, setelah pemisahan masing-masing komponen kromatografi terdapat di daerah tertentu dalm tabung.
Kromatografi kertas adalah jenis kromatografi yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat cair sebagai eluennya. Teknik pemisahan, campuran komponen diteteskan pada kertas (yang dipakai adlah kertas kromatografi) dengan pipet kecil, misalkan pada dua titik p dan q tidak terbenam kertas digantungkan supaya stabil dan di biarkan agar eluan naik perlahan sambil membawa komponen yang terdapt pada p dan q tadi. Akhirnya akan terlihat komponen  terpisah satu sama lain, karena perbedaan daya serapnya pada kertas.
Kromatografi lempeng tipis (KLT) menggunakan lempeng tipis (seperti kaca atau lempengan logam) yang di lumuri padatan sebagai adsorben dan dikeringkan. Setelah itu lempengan ditetesi campurab yang akan dipisahkan dan dimasukan ke dalam bejana yang berisi eluen, seperti pada kromatogrfi kertas.
Kromatogrfi gas adalah kromatogrfi yang mengunakan gas sebagai eluennya, sedangkan komponen di dalam alat akan diubah menjadi gas dan mengalir bersama eluen. Kecepatan mengalir komponen akan berbedadan mengakibatkan terpisahnya komponen yang satu dengan yang lain.
Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari bebagai macam komponen di tempatkan dalam situasi dinamis dalam system yang terdiri dari fase diam dan fase gerak. Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada gerakan relatif dari masing-masing komponen diantara kedua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat dari pada komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaab gerakan antara komponene yang satu dengan yang lain disebabkan olehn perbedaan dalam adsorben, partisi, kelarutan atau penguapan diantara dua fase. Jika perbedaan-perbedaan ini cukup besar maka akan terjadi ppemisahan secara sempurna. Oleh karena itu dalam kromatogrfi pemilihan terhadap fase gerak maupun fase diam perlu dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga semua komponen bias bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda agarv dapat terjadi proses pemisahan.
Kromatografi dapat di golongkan berdasarkan pada jenis fase-fase yang digunakan. Dalam kromatogrfi fase gerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, maka berdasarkan fase bergerak-fase diam terdapat empat macam system kromatogrfi, yaitu : kromatogrfi gas-cair, kromatogrfi gas-padat, kromatogrfi cair- padat dan kromatogrfi cai-cair.
Dalam kromatografi hubungan suatu molekul komponen sampel yang tertahan atau terditribusi diantara fase diam dan fase gerak dapat di tulikan dalam berbagai istilah. Istilah-istilah yang sering dijumpai dalam kromatogrfi adalah :
-          Kesetimbangan ditribusi = Kesetimbangan yang terjadi pada kromatogrfi bersifat dinamis. Molekul sampel atau zat terlarut berada bolak-balik diantara fase diam dan fase gerak, sehingga konsentrasi rata-ratanya mengikuti hokum dinamis.
-          Faktor Retardasi (Rf), merupakan parameter karakteristik kromatogrfi kertas dan kromatogrfi lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatogrfi dan pada kondisi tetap merupakan besaran karakteristik dan reproduksibel.
-          Fraksi waktu ( R ), tinggal molekul dalam fase gerak dinyatakan sebagi pebandingan jumlah molekul dalam fase gerak terhadap jumlah molekul total.
Kromatografi kolom adalah yang menggunakan kolom sebagai alat untukmmemisahkan komponen-komponen dalm campuran, Alat tersebut merupakan pipa gelas yang dilengkapi denga suatu keran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan  aliran zat cair. Ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan dimeter kolom sekitar 1 : 8, sedangkan jumlah penyerapnya adalah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Meskipun tersedia berbagai macam kolom dari bahan gelas, namun kadang-kadang buret juga dapat digunakan.
Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam.
Kromatografi kolom adsorpsi didasarka pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas yang berbeda-beda. Kromatografi kolom adsorpsi di dasarkan pada adsorpsi. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat, substrat padat bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fasa cair. Fase bergeraknya antara molekul-molekul kompnen dan pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa sat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase gerak.
Untuk memisahkan campuran, kolom yang dipilih sesuai dengan isi dengan bahan penyerap seprti alumina dalm keadan kering atau di buat seperti bubur dalam pelarut. Pengisian dilakukan dengan bantuan batang pemanpat (pengaduk) untuk memanpatkan adsorben dan gelas wool pada dasar kolom. Pengisian harus dilakukan secara hati-hati dan sepadat mungkin agar rata sehinng terhindar dari gelembung-gelembuna udara. Untuk memebantu homogenitas pengepakan biasanya setelah kolom diisi divibrsi, diketok-ketok atau di jatuhkan lemah pada pelat kayu.
Pembentukan zona pada kromatografi kolom, haruslah sedemikian rupa sehingga bagian zat dari zat yang sama meninggal fase diam pada berbagai waktu yang bebeda. Waktu ini mengikuti distribusi statistic sesia hokum gauss. Keseimbangan yang terjadi selalu akan terganggu kembali oleh fase gerak yang melewati adsorben. Selanjutnya akan terjadi adsorpsi dan desorpsi berkali-kali sehingga terbentuk zona yang tanjam yang akan bergeser ke bawah kolom.
Hasil pemisahan diantaranya di pengruhi oleh pemilihan terhadap kedu fase yang digunakan. Fase diam harus berukuran partikel seragam, bersifat inert terhadap zat uji dan cukup aktif sehingga memungkan perambatan zat uji. Adanya zat pengotor dapat menyebabkan adsorpsi tidak revisibel atau tailing pada senyawa yang akan dipisahkan. Pemisahan yang lebih baik akan diperoleh dengan mengolah terlebih dahulu adsorben yang satu senyawa yang dapat teradsorpsi.kuat. Dalam pemilihan adsorben dan fase gerak, sebagai dasar dapat digunakan  adsorben yang polaritasnya sama dengan zat uji sedangkan fase gerak polaritasnya berlawanan .
Salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan yang paling dasar adalah kromatografi lapis tipis preperatif, walaupun dapat memisahkan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaian dalam jumlah milligram, KLTP bersama-sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih di jumpai dalm sebagian besar publikasi mengenai isolasi bahan alam, terutama dalam laboratorium yang tidak dilengkapi dengan cara pemisahan modern. Akan tetapi seperti yang akan diterangkan kemidian, terdapat banyak masal pada KLTP.
Pada KLTP dapat di buat sebdiri atau dapt di beli dengan sudah berlapis penyerap. Keuntungan membuat pelat sendiri adalah ketebalan dan susunan lapisan dapat kita atur sendiri. Jadi, perak nitrat, senyawa dapar, dsb dapat dicampur dengan penjerap.
KLTP klasik mempunya beberapa kekurangan, kekuranga yang utama adalah pengambilan senyawa dari pelat yang dilanjutkan dengan pengekstrksian dari penyarap. Jika senyawa beracun harus dikerok dari pelat dapt menimbulkan masalah yang serius. Kekurangan yang lainnya adalah jangka waktu yang diperlukan untuk pemisahan dan adanya pencemar dan sisa dari pelat sendiri setelah pengeksterksian pita yang mengandung senyawa yang dipisahkan dengan pelarut.
UNtuk mengatasi beberapa masalah tersebut, beberapa pendekatan yang melibatkan kromatografi setrifugal telah di coba, pada perinspnya kromatografi sentrifugal adalah kromatografi klasik dengan aliran fase gerak yang dipercepatoleh gaya sentrifugal.
KLTP telah menjadi cara pilihan yang cepat untuk memisahkan campuran yang mengandung sekitar 100 mg cuplikan. Daya pisah lebih jelek dari pada daya pisah KLTP tetapi kondisi kerja sederhana dan pemisahan cepat.Keuntungan utamanya jika dibandingkan dengan KLTP adalah bahwa pengelusian hasil pemisahan tidak perlu mengerok lapisan. Perbaikan lebih lanjut sedang dan akan dilakukan tetapi hendaknya hal itu tidak mengubah kesederhanaan cara ini. Cara penumpulan pengelusi dapat di tingkatkan dan pemakaian KLT akan lebih luas jika banyaknya penyerap yang disapukan pada pelat.














BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
         - Gelas kimia
         - Pipet tetes
         - Penjepit Tabung
         - Oven
         - Penggaris
         - Pensil
         - Pulpen
         - Beker Gelas
3.1.2 Bahan-bahan
         - Kertas Saring
         - Ekstrak Pandan
         - Ekstrak Mawar
         - Tinta Cumi
         - Spidol Merah
         - Spidol Hijau
         - Spidol biru
         - Akuades
         - Etanol
         - Dietil Eter


3.2 Prosedur Percobaan
                 - Di potong kertas saring berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm X 7 cm.
                 - Diberi garis sekitar 1 cm dari batas bawah kertas dan batas atas kertas.
                 - Diberi noda (titik) hijau, biru, merah, ekstrak mawar, eksterak pandan, dan tinta cumi pada garis batas bawah kertas.
                 - Dimasukan kertas tersebut ke dalam gelas beker yang telah berisi akuades yang tinnginya sekitar 0,5 cm.
                 - Di biarkan air merembes naik hingga 1 cm dibawah batas atas kertas, setelah itu diambil dan dikeringkan.
                 - Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang di pisahkan, lalu hitung harga Rf dari masing-masing noda.
                 - Ulangi langkah tersebut untuk larutan etanol.
                 - Ulangi langkah tersebut untuk larutan Dietil eter. 












BAB 4
MEDOLOGI PERCOBAAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Pengamatan
1

















Dalam Akudes
-   Di potong kertas saring persegi panjang 10 x 7 cm dari batas bawah kertas
-          Diberi garis sekitar 1 cm dari batas bawah.
-   Diberi noda (titik) hijau, biru, merah, ekstrak mawar, ekstrak pandan, dan tinta cumi.
-   Dimasukan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah yang telah diisi akuades yang tingginya sekitar 0,5 cm.
-   Dibiarkan akudes merembes naik hingga 1 cm batas atas kertas di ambil dan di keringkan.
-   Di ukur jarak yang di tempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan.
-  Di hitung harga Rf dari masing-masing noda.


-          Ektrak mawar merembes naik 6,7 cm (Rf = 0,84)
-          Tinta cumi merembes naik 2,4 cm (Rf = 0,3)
-          Ekstrak pandan merembes naik 1,5 cm (Rf = 0,19)
-          Pelarut akudes merembes naik 8 cm
-          Spidol merah merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
-          Spidol Hijau merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
-          Spidol biru merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)

No
Perlakuan
Pengamatan
2

















3
Dalam Etanol
-   Di potong kertas saring persegi panjang 10 x 7 cm dari batas bawah kertas
-          Diberi garis sekitar 1 cm dari batas bawah.
-   Diberi noda (titik) hijau, biru, merah, ekstrak mawar, ekstrak pandan, dan tinta cumi.
-   Dimasukan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah yang telah diisi etanol yang tingginya sekitar 0,5 cm.
-   Dibiarkan etanol merembes naik hingga 1 cm batas atas kertas di ambil dan di keringkan.
-  dipisahkan.
-   Di hitung harga Rf dari masing-masing noda.

Dalam Dietil Eter
-   Di potong kertas saring persegi panjang 10 x 7 cm dari batas bawah kertas
-          Diberi garis sekitar 1 cm dari batas bawah.
-   Diberi noda (titik) hijau, biru, merah, ekstrak mawar, ekstrak pandan, dan tinta cumi.
-   Dimasukan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah yang telah diisi dietil eter yang tingginya sekitar 0,5 cm.
-   Dibiarkan dietil eter merembes naik hingga 1 cm batas atas kertas di ambil dan di keringkan.
-   Di ukur jarak yang di tempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan.
 Di hitung harga Rf dari masing-masing noda.


-          Pelarut etanol merembes naik 6,3 cm
-          Ekstrak pandan merembes naik 3,8 cm (Rf = 0,6)
-          Ekstrak mawar merembes naik 4,6 (RF = 0,7)
-          Tinta cumi merembes naik 0,5 cm (Rf = 0,08)
-          Spidol merah merembes naik 3,9 cm (Rf = 0,62)
-          Spidol biru merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
-          Spidol Hijau merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)








-          Pelarut dietil eter merembes naik 5 cm
-          Ekstrak pandan merembes naik 4,5 cm (Rf = 0,9)
-          Ekstrak mawar merembes naik 4,2 (RF = 0,84)
-          Tinta cumi merembes naik 0 cm (Rf = 0)
-          Spidol merah merembes naik 0 cm (Rf = 0)
-          Spidol biru merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
-          Spidol Hijau merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)


4.2 Perhitungan
         - Dalam Akuades = 8 cm
           

-    Ekstrak Mawar = 6,7 cm                     - Spidol Merah = 0 cm
                             
-    Tinta Cumi = 2,4 cm                           - Spidol Hijau = 0 cm
                               
-    Ekstrak Pandan = 1,5 cm                    - Spidol Biru = 0 cm
                              

-    Dalam Etanol = 6,3 cm
  

- Ekstrak Pandan = 3,8 cm                        - Spidol Merah = 3,9 cm
                                  
-    Ekstrak Mawar = 4,6 cm                        - Spidol Hijau = 0 cm
                                  
-    Tinta Cumi = 0,5 cm                              - Spidol Biru = 0 cm
                                

-    Dalam Dietil Eter = 5 cm
  

- Ekstrak Pandan = 4,5 cm                        - Spidol Merah = 0 cm
                                  
-    Ekstrak Mawar = 4,2 cm                        - Spidol Hijau = 0 cm
                                
-    Tinta Cumi = 0 cm                                 - Spidol Biru = 0 cm
                                     

4.3 Pembahasan
         Prinsip dari percobaan kromatografi adalah pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak Karena perbadaan sifat kepolaran antara fase gerak dengan noda cuplikan yang akan dipisahkan.
         Pembagian kromatografi yang didasarkan pada jenis fase yang terlibat dapat di bedakan menjadi :
-          Kromatografi gas – cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase dimnya berupa cairan yang di lapiskan pada padatan pendukung inert.
-          Kromatografi gas – padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap.
-          Kromatograficair – cair, bila fase geraknya dan fase diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan yang inert.
-          Kromatografi cair – padat, bila fase geraknya berupa cair dan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerat.
Pembagian kromatografi berdasarkan pada teknik yang digunakan digolongkan menjadi :
-          Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak memlalui sebuah kolom kemudian setiap komponen terpisahkan berupa zona-zona pita.
-          Kromatografi planar (Kromatografi lapis tipis dan Kromatografi kertas ), Apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak dalam sebuah bidang datar, senyawa yang bergerak berupa bentuk noda yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika, kimia, maupun biologis.

Kromatografi kertas diperkenalkan oleh consden, Gordon dan martin (1944), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar tehadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorpsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak bisanya berupa campuran dari pelarut organic dan air, akan menglir membawa noda cuplikan yang didepositkan dengan ketas dengan kecepatan berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase gerak.
Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas. Pada percobaan yang dilakukan fase diam terletak pada tinta cumi, hijau, biru, merah, ekstrak pandan, ekstrak mawar. Sedangkan fase geraknya berupa akudes, etanol, dietil etet.
Pada percobaan Kromatografi kertas didalan larutan akudes, ektrak mawar, ekstrak pandan, dan tinta cumi merembes naik pada kertas saring. Sedangkan pada larutan etanol yang merembes naik lebih banyak lagi, yaitu ekstrak pandan, ekstrak mawar, tinta cumi dan spidol merah. Dan pada larutan dietil eteryang merembes naik hanya ektrak mawar dan ektrak pandan.   
Aplikasi kromatogrfi adalah :
-          Dibidang farmasi dalam camruran antibiotic, sedative, steroid, analgesic.
-          Kromarografi kertas telah banyak diaplikasikan dan dikembangkan untuk dentifikasi zat-zat anorganik, anorganik,dan campuran biokimia.
-          Kromatografi lapis tipis telah banyak dipakai terutama untuk identifikasi komponen-kompoenobat-obatan, preparat biokimia dan produk-produk alam.
-           Kromatografi adsorpsi sering digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic.
-          HPLC dengan Kromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam indutri parmasi dan pestisida.
-          KLT digunakan untuk memeriksa adanya zat pengotor dalam pelarut.
-          Dibidang kimia forensic dalam campuran obat bius, racu , alcohol, dan narkotik.
-          Kromatografi afinitas sangat luas digunakan dalam ilmu-ilmu biologi dan bioteknologi, misalnya untuk mengeleminasi zat-zat yang tidak dikehendaki dari darah organisme hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kromatografi adalah :
-          Kehadiran ion lain, misalnya danya klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan larutan-larutan nitrat.
-          Keasaman larutan aslinya
-          Waktu melakukan percobaan
-          Adanya katio-kation lain dan konsentrasinya.
Sifat-sifat dari kepolaran noda adalah :
-          Tinta hitam dan tinta biru bersifat non polar
-          Tint merah, ekstrak mawar dan ekstrak pandan bersifat semi polar.
-          Tinta cumi bersifat polar.

   



BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
      Pada pemisahan kromatogrfi dengan teknik kromatografi yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa :
-          Kromatografi adalah salah satu jenis pemisahan. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat, cair, maupun gas.
-          Pada Kromatografi terdapat teknik pemisahan dengan menggunakan media ketar saring. Kertas saring di beri noda dan dilarutkan pada larutan yang ada, misalnya akudes atau etanol.
-          Suatu campurab dapat dipisahkan melalui dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam adalah tinta hijau, tinta merah, tinta biru dan tinta cumi.
5.2 Saran
            Hendaknya metode yang digunakan tidak hanya pada kromatografi kertas saja tetapi juga menggunakan jenis-jenis metode Kromatografi yang lainnya seperti kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis, sehingga praktikan dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang metode kromatografi yang lainnya.





DAFTAR PUSTAKA
Hostettmann, k . 1986 . Cara Kromatografi Preparatif . Bandung : ITB
S, Syukri . 1999 . Kimia Dasar I . Bandung : ITB
Yazid, E . 2005 . Kimia Fisika Untuk Paramedis . Andi : Yogyakarta















        
 

1 comment:

  1. artikel nya sangat bermanfaat :) kunjungi juga blog saya http://sahabatpenasains.blogspot.com/

    ReplyDelete