PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
awal abad ke-21 sekarang ini, ilmu kimia mengalami masa-masa paling berpendar
semenjak perintisannya di paruh sejak
abad ke-19. hasil penemuan baru dari berbagai penelitian dan eksperimen dapat
kita nikmati dalam berbagai produk yang sering kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Susunan
periodic sangat dikenal sebagai deretan unsure yang disusun menurut urutan
nomor atom menjadi pedoman dalam penyelesaian pelajaran kimia dan yang terkait,
seperti mengetahui wujud zat, nomor atom, nomor massa, kecenderungan antar
unsure, dan masih banyak lagi.
Di
dalam periodic unsure terdapat unsur-unsur yang dibagi menjadi beberapa
golongan dan periodic. Golongan dalam susunan periodic dituliskan dalam bentuk
kolom-kolom. Periodic dalam susunan periodic dituliskan dalam bentuk baris,
unsure yang mempunyai sifat yang sama diletakkan dalam satu golongan.
Didalam
susunan ini akan kita temukan nama-nama unsure disertai dengan symbol,
jari-jari, nomor atom, dan nomor massanya. Saat ini, jumlah unsure yang
terdapat dalam susunan periodic adalah 108 unsur, jumlah unsure ini masih dapat
berubah, jika ada unsure baru yang di temukan lagi sesuai dengan perkembangan
teknologi.
Oleh
karena itu, praktikum ini dimaksudkan untuk menanbah pengetahuan praktikan
tentang unsure-unsur kimia, terutama golongan alkali (IA) dan golongan alkali
tanah (II), yang sebenarnya sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari serta
tingkat asam dan basanya.
1.2 Tujuan
-
Mengetahui tingkat kelarutan suatu unsure dalam asam
dan basa pada satu golongan
-
Mengetahui fungsi dari indicator fenolftalien
-
Mengetahui hubungan kelarutan suatu asam dengan Ksp
garam serta pengaruh besarnya pengaruh besarnya Ksp suatu garam terhadap
pengendapan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penggolongan periodic unsure-unsur
Menurut jenis subkulit yang berisi
unsure-unsur dapat dibagi menjadi beberapa golongan unsure utama, yaitu gas
mulia, unsure transisi (atau logam transisi), lantanida dan aktinida. Pada
system periodic unsure-unsur utama (representative elements) adalah
unsure-unsur dalam golongan IA hingga 7A, yang semuanya
memiliki subkulit S dan P dengan bilangan kuantum utama berfungsi yang belum
terisi penuh. Dengan pengecualian pada Helium, seluruh gas mulia ( noble gas)
(unsure-unsur golongan 8A) mempunyai subkulit P yang terisi penuh,
(konfigurasi elektronnya adalah 1S2 untuk Helium dan nss,
nps untuk gas mulia yang lain, di mana n adalah bilangan kuantum
utama untuk kulit terluar). Logam transisi adalah unsure-unsur dalam golongan
1B dan 3B hingga 8B, yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau
mudah menghasilkan kation dengan subkulit d yang tak terisi penuh. (logam-logam
ini kadang-kadang disebut dengan unsure-unsur transisi blok d). unsure-unsur
golongan 2B adalah Zn,Cd, dan Hg, yang bukan merupakan unsure utama maupun
unsure transisi. Laktanida dan Antinida kadang kala disebut unsure transisi
blok –f karena kedua golongan ini memiliki subkulit f yang tidak berisi penuh.
Pada system periodic dapat dilihat
bahwa unsure-unsur golongan IA adalah logam alkali memiliki konfigurasi
electron terluar yang mirip, masing-masing memiliki inti gas mulia dan
konfigurasi ns1 untuk electron terluarnya. Demikian pula pada
golongan 2A, yaitu logam alkali tanah juga mempunyai inti gas mulia dan
konfigurasi. Electron terluar ns2. electron terluar suatu atom, yang
terlibat dalam ikatan kimia, sering disebut electron valensi (valenci
electron). Jumlah electron valensi yang sama menentukan kemiripan perilaku
kimia antara unsure-unsur dalam setiap golongan. Pengamatan ini juga berlaku
untuk halogen ( unsur-unsur golongan 7A), yang memiliki konfigurasi electron
terluar ns2, np5 dan menunjukkan sifat-sifat sangat
mirip. Tetapi dalam meramalkan sifat-sifat golongan 3A hingga 6A haruslah
berhati-hati, sebagai contoh, unsure-unsur dalam golongan 4A memiliki
konfigurasi electron terluar yang sama , ns2np4, tetapi
terdapat lebih banyak keragaman dalam sifat-sifat kimia di antara unsure-unsur
ini.
Karbon adalah nonlogam, silicon, dan
gemanium adalah metaloid, timah, dan timbale.
Sebagai satu golongan gas mulia
berperilaku sangat mirip. Dengan pengecualian krypton dan xenon, unsure-unsur
ino secara kimia bersifat imert. Alasannya adalah bahwa seluruh unsure ini
subkulit terluarnya ns2np6, terisi penuh yaitu suatu
keadaan yang menggambarkan kestabilan yang tinggi. Walaupun konfigurasi
electron terluar logam transisi tidak selalu sama dalam golongan dan tidak ada
pola yang teratur dalam perubahan konfigurasi electron dalam satu logam ke
logam lain dalam periode yang sama, seluruh logam transisi memiliki subkulit d
yang tidak terisi penuh. Demikian pula dalam deretnya karena mempunyai subkulit
f yang tidak terisi penuh.
Konfigurasi
electron Kation dan Anion
Karena banyak senyawa ionic yang
terbentuk dari anion dan kation monoatomik, akan sangat membantu untuk
mengetahui bagaimana menulis konfigurasi electron spesi-spesi ion ini. Prosedur
untuk menulis konfigurasi electron ion-ion memerlukan metode yang hanya sedikit
diperluas dari metode yang digunakan untuk atom netral. Dalam hal ini ion-ion
dibagi dalam dua kelompok.
-
Ion yang dihasilkan dari unsure golongan utama
Pada pembentukan kation dari atom netral unsure golongan utama, satu
electron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih terisi.
Konfigurasi electron beberapa atom netral atau kation-kationnya yang terkait
sebagai berikut.
Na : [Ne] 3s1
Na+ : [Ne]
Ca : [Ar] 4s2
Ca2+ : [Ar]
Al : [Ne] 3s2
3p1 Al3+
: [Ne]
Perhatikan
bahwa setiap ion mempunyai konfigurasi gas mulia yang stabil.
Dalam
pembentukan anion, satu electron atau lebih ditambahkan ke kulit n terluar yang
terisi sebagian. Contoh-contoh sebagai berikut :
H : 1s1 H- : 1s2 atau [He]
F : 1s2, 2s2,
2p5 R- : 1s2, 2s2, 2p6
atau [Ne]
O : 1s2, 2s2,
2p4 O2- : 1s2,
2s2, 2p6 atau [Ne]
N : 1s2, 2s2,
2p3 N3- : 1s2, 2s2, 2p6
atau [Ne]
Sekali lagi,
semua anion mempunyai konfigurasi electron gas mulia yang stabil. Jadi satu
cirri khusus dari hamper semua unsure golongan utama adalah bahwa ion-ion yang
dihasilkan dari atom-atom netrlnya mempunyai konfigurasi electron terluas gas
mulia ns2 np6. ion-ion, atau atom-atom dan ion-ion, yang
mempunyai jumlah electron yang sama, dan oleh karena itu konfigurasi electron
tingkat dasarnya sama disebut isoelektron (isoelectronic). Jadi H-
dan He adalah isoelektron, F, Na2, dan Ne adalah isoelektron, dan
seterusnya.
-
Kation yang dihasilkan golongan utama
Orbital 4s selalu diisi lebih dahulu sebelum orbital 3d. Mangan yang
konfigurasi elektronnya adalah [Ar] 4s2 3d5. jika terbentuk ion Mn2+,
mungkin dapat diduga dua electron dapat dikeluarkan dari orbital 3d untuk
menghasilkan [Ar] 4s2
3d5. pada kenyataannya, konfigurasi Mn2+ ialah [Ar] 3d5!
Alasannya adalah interaksi elektron-elektron dan electron inti pada atom netral
berbeda dengan interaksi ionnya. Jadi, meskipun dalam Mn orbital 4s selalu
terisi lebih dahulu sebelum 3d, electron dikeluarkan dari 4s pada pembentukan
Mn2+, karena orbital 3d lebih stabil dari pada orbital 4s dalam ion
logam transisi, electron yang dilepaskan pertama-tama selalu dari orbital ns
dan kemudian baru dari orbital (n-1)d.
Harap
diingat bahwa kebanyakan logam transisi dapat membentuk lebih dari satu kation
dan bahwa sering kali kation tersebar tidak isoelektron dengan gas mulia.
Keragaman
periodic dalam sifat-sifat fisika
-
Muatan inti efektif
Konsep muatan inti efektif memungkinkan kita untuk menjelaskan efek
perisai pada sifat-sifat periodic. Misalnya, atom Helium yang mempunyai
konfigurasi electron 1s2. kedua proton helium memberikan muatan +2
kepada inti, tetapi gaya tarik penuh dari muatan ini terhadap dua electron 1s
sebagian diimbangi oleh tolak-menolak electron-elektron. Akibatnya, dapat
dikatakan bahwa setiap electron 1s diperisai dari inti atom electron 1s
lainnya. Muatan inti efektif, Zeff , dinyatakan dengan ;
Zeff = Z - s
Dengan Z adalah
muatan inti sebenarnya (yaitu nomor atomnya) dan s (sigma) disebut konstanta
perisai (shielding contant). s lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari Z .
Salah satu contoh dari perisai
electron adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan satu electron dari
atom berelektron banyak. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa diperlukan energi
sebesar 2372 KJ untuk mengeluarkan electron pertama dari satu mol atom He dan
energi sebesar 5251 KJ untuk mengeluarkan electron kedua dari satu electron He+.
Alasan diperlukannya lebih banyak energi untuk mengeluarkan electron kedua
adlah bahwa dengan hanya terdapat atu electron, maka tidak ada perisai, dan
electron itu merasakan seluruh pengaruh dari muatan inti +2.
Untuk atom-atom dengan juga electron
atau lebih, electron pada kulit tertentu diperisai oleh electron pada kulit
bagian dalam (yaitu, kulit yang lebih dekat dengan inti), tetapi tidak oleh
electron pada kulit bagian luar. Jadi, unsure unsure litium yang konfigurasi
elektronnya 1s1 2s1 , electron 2s diperisai oleh
elekktron 1s, tetapi electron 2s tidak memberi efek perisai terhadap electron
1s, sebagai tambahan, kulit bagian dalam yang terisi penuh memerisai electron
bagian luar dengan lebih efektif dari pada sub kulit yang menghasilkan
konsekuensi yang penting untuk ukuran atom dan pembentukan ion-ion dan
molekul-molekul.
-
Jari-jari atom
Sejumlah
sifat fisika, termasuk kerapatan, titik leleh, dan titik didih, berhubungan
dengan atom, namun ukuran atom sukar untuk didefinisikan. Secara praktis kita
membayangkan ukuran atom sebagai volume yang mengandung sekitar 90 % dari
selusuh kerapatan electron di sekitar inti.
Beberapa
teknik memungki kan kita untuk memperkirakan ukuran satu atom. Pertama-tama perhatikan unsure logam. Struktur logam sangat bervariasi, tetapi semua logam
sama-sama memiliki satu cirri struktur : atom-atomnya terkait satu dengan yang
lainnya dalam satu jaringan juga dimensi yang meluas. Jadi, jari-jari atom yang
berdekatan, untuk unsure-unsur yang berupa molekul diatomic, jari-jari atomnya
adalah setengah jarak antara inti dua atom dalam molekul tertentu. Pada
periodic cenderung terlihat jelas, dalam mempelajarinya perlu di ingat bahwa
jari-jari atom terutama ditentukan oleh bagaimana kuatnya electron kuat bagian
luar di jangan oleh inti. Makin besar muatan inti negative, makin kuat
electron-elektron ini di tahan dan semakin kecil jari-jari atomnya. Perhatikan
unsure-unsur periode kedua dari Li dan F. Dari kiri ke kanan, ditemukan bahwa
jumlah electron dalam kulit bagian dalam (1s2) adalah tetap,
sedangkan muatan ini bertambah. electron-elektron yang ditambahkan untuk
mengimbangi bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memeriksai satu sama
lainnya. Akibatnya, muatan inti efektif bertambah terus-menerus sedangkan
bilangan kuantum utamanya tetap (n=2). Misalnya, electron 2s pada bagian luar
pada litium di perisai dari inti (yang mempunyai 3 proton) oleh dua electron
1s. Sebagai pendekatan, di asumsikan bahwa efek perisai dari dua electron 1s
meniadakan dua muatan positif dalam inti. Jadi, electron 2s hanya merasakan
gaya tarik yang disebabkan oleh satu proton dalam inti, atau muatan inti
efektifnya adalah +1. Dalam Berilium (1s2 2s2) setiap
electron 2s diperisai oleh dua electron 1s bagian dalam, yang meniadakan dua
dari empat muatan positif dalam inti.
-
Jari-jari ion
Jari-jari
atom ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion mempengaruhi
sifat-sifat fisika dan kimia suatu senyawa ionic. Misalnya, struktur berdimensi
tiga dari suatu senyawa ionic bergantung pada ukuran relative kation dan
anionnya.
-
Energi ionisasi
Kestabilan
electron terluar ini tercermin secara langsung pada energi ionisasi atom
tersebut. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu electron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Besarnya
energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk memaksa satu atom
untuk melepaskan elektronnya.
-
Kecenderungan umum dalam sifat-sifat kimia
Kecenderungan
perilaku kimia unsure-unsur golongan utama adalah hubungan diagonal. Hubungan
diagonal merujuk pada kemiripan yang ada antara pasangan unsur pada golongan
dan periodic yang berbeda pada tabel periodic. Secara khusus, tiga anggota
utama peridik kedua (Li, Be dan B) memperlihatkan banyak kemiripan dengan
unsure-unsur yang terletak secara diagonal dibawahnya dalam tabel periodic.
Dalam membandingkan sifat-sifat
unsure dalam golongan yang sama, harus diingat bahwa pembandingan paling
berlaku dengan unsure-unsur sejenis. Paduan ini berlaku untuk unsure-unsur
golongan 1A dan 2A, yang seluruhnya logam, dan golongan
7A seluruhnya non logam.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan
Bahan
3.1.1 Alat- alat
-
Tabung reaksi
- Gelas
kimia 100 ml
-
pinset
- Hot
plate
- Gelas
ukur 25 ml
- Pipet
tetes
- Pipet
Volum
3.1.2 Bahan-bahan
- BaCl2
- CaCl2
- NaOH
- Pita
Mg
-
Kalium
-
Akuades
-
Indikator fenolftalien
3.2 Prosedur
3.2.1 Kelarutan dalam garam sulfat
- Diambil 1 ml BaCl2 dan 1 ml H2SO4
dengan pipet tetes lallu dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
- Diambil 1 ml CaCl2 dan 1 ml H2SO4
dengan pipet tetes lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan di amati.
3.2.2 Kelarutan
dalam garam Hidroksida
- Diambil 1 ml BaCl2 dan 1 ml NaOH dengan
pipet tetes lalu di masukan ke dalam tabung reaksi.
- Di ambil 1 ml CaCl2 dan 1 ml NaOH dengan
pipet tetes lalu di masukan ke dalam tabung reaksi dan di amati.
3.2.3 Reaktifitas
unsure Mg + H2O
- Diambil 2 ml H2O
dimasukan ka dalam gelas ukur lalu di panaskan.
- Diambil
sedikit pita Mg dan di masukan kedalam H2O yang telah di panaskan.
- Ditambahkan
indicator fenolftalien.
3.2.4 Rektifitas
unsure K + H2O
- Diambil 50 ml
H2O dan dimasukan ke dalam gelas kimia.
- Diambil logam K dengfan pinset dan di masukan pada
gelas kimia yang berisi 50 ml H2O.
- Ditambahkan
indicator fenolftalien.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
A
1.
2.
B
3.
4.
5.
6.
|
Kelarutan
dalam garam sulfat
Pencampuran
BaCl2 + H2SO4
-
dimasukkan 1 ml BaCl2 + 1 ml H2SO4
Pencampuran
CaCl2 + H2SO4
-
Dimasukkan 1 ml CaCl2 + 1 ml H2SO4
dalam tabung reaksi
Kelarutan
Dalam garam hidroksida
Pencampuran
BaCl2 + NaOH
-
Dimasukkan 1 ml BaCl2 + 1 ml NaOH ke dalam
tabung reaksi
Pencampuran
CaCl2 + NaOH
-
Dimasukkan 1 ml CaCl2 + 1 ml NaOH ke dalam
tabung reaksi
Reaktifitas
unsure Mg + H2O
-
Dimasukkan 2 ml air pada gelas bekker lalu dipanaskan
-
Dimasukkan pita Mg dan ditambahkan indicator pp
Reaktofitas
unsure K + H2O
-
Dimasukkan 50 ml air pada gelas bekker
-
Lalu logam K dengan menggunakan pinset, lalu
dimasukkan pada gelas bekker yang berisi 50 ml air dan ditambahkan indicator
pp
|
-
Saat dicampur, campuran berwarna putih
-
Terdapat banyak endapan pada campuran yang telah
dicampurkan
-
Saat dicampurkan, campuran tidak berwarna/ bening
-
Tidak terdapat endapan
-
Saat dicampurkan campuran berwarna ungu
-
Setelah didiamkan, terdapat sedikit endapan
-
Saat
dicampurkan campuran berwarna putih
-
Terdapat banyak endapan
-
Adanya gas yang keluar dari pita Mg
-
Larutan berubah warna menjadi warna merah lembayung
-
Saat logam K di masukkan pada 50 ml air terjadi
reaksi yaitu terbakar
-
Saat diberi indicator pp, air berubah warna menjadi
ungu tua
|
4.2 Reaksi- reaksi
4.2.1 Reaksi dengan garam
sulfat
- BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2 HCl
- CaCl2 + H2SO4
→ CaSO4 + 2 HCl
4.2.2 Reaksi dengan garam
hidroksida
- BaCl2 + 2NaOH→ Ba(OH)2
+ 2NaCl
- CaCl2 + 2NaOH → Ca(OH)2
+ 2NaCl
4.2.3 Reaksi magnesium dengan air
- Mg + H2O → Mg(OH)2
+ H2
- 2K + H2O → 2KOH + H2
4.2.4 Indikator fenolftalien
4.2.5 Mg + Indikator fenolftalien
4.3 Pembahasan
Garam hidroksi adalah garam yang
bersifat basa. Apabila unsure=unsure dalam satu golongan di reaksikan dengan
garam hidroksida maka unsure-unsur itupun bersifat basa, dalam satu golongan
apabila seluruh anggotanya bersifat basa maka apabila dari atas ke bawah
(samakin ke bawah) letak unsure maka akan semakin larut, sebaliknya bila dari
bawah ke atas letak unsur maka sifat kelarutannya akan semakin kecil.
Garam sulfat adalah senyawa yang
bersifat asam, bila unsure-unsur dalam satu golongan di reaksi dengan garam
sufat yang bersifat asam maka unsure-unsur itupun bersifat asam. Dalam satu
golongan bila seluruh unsur-unsur yang terdapat di dalamnya bersifat asam maka
semakin ke atas sifat elarutannya semakin besar apabila semakin ke bawah sifat
kelarutannya semakin kecil.
Logam alkali merupakan unsure yang
sangat reaktif dan mudah untuk membentuk ion positif. Hal ini disebabkan oleh
jumlah elektrin yang di lepas sedikit yaitu satu electron, sifat yang
mencerminkan hal ini adalah energy ionisasi, dan ukuran jari-jari atom yang
besar, misalnya dari natrium ke fransium, nomor atom dan jari-jari atom makin
besar, sedangkan energy ionisasinya makin kecil sehingga logam alkali makin
reaktif.
Pada logam alkali tanah juga
merupakan unsure yang reaktif. Unsur-unsur alkali tanah merupakan pereduksi
yang kuat, semakin ke bawah sifat pereduksi in makin kuat. Kereaktifitasannya
bertambah dari Be ke Ba, Be merupakan unsure alkali tanah yang kurang reaktif,
bahkan tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Mg sangat lambat bereaksi
dengan air. Ca, Sr dan Ba bereaksi sangat cepat seprti reaksi Na dan air.
Bila dibandingkan sifat
kereaktifitasan anatar logam alkali (golonga 1 A) dengan logam alkali tanah
(golongan II A) maka logam alkali lebih reaktif dari pada logam alkali tanah,
hal ini di sebabkan oleh jumlah electron yang di lepaskan. Semakin sedikit
jumlah elektron yang di lepaskan maka akan semakin reaktif. Golongan I A
melepaskan satu electron sedangkan golongan II A melepaskan dua electron.
Pada percobaan yang dilakukan, pada
campuran BaCl2 ditambah H2SO4 menghasilkan
endapan yang sangat banyak, sedangkan pada campuaran CaCl2 dengan H2SO4
menghasilkan sedikit endapan dari pada campuran BaCl2 dan H2SO4,
hal ini di sebabkan H2SO4 bersifat asam, bila unsur-unsur
dalam satu golongan direaksikan dengan H2SO4 yang
bersifat asam maka semakin ke atas maka sifat kelarutannya semakin besar dan
sebaliknya. Unsure Ba berada di bawah Ca, itulah yang menyebabkan campuran BaCl2
di tambah H2SO4 lebih banyak endapan dari pada campuran CaCl2
ditambah H2SO4.
Pada percobaan
yang dilakukan, pada campuran BaCl2 ditambahkan NaOH menghasilkan
endapan lebih sedikit di bandingkan campuran CaCl2 di tambahkan
NaOH, hal ini disebabkan NaOH bersifat basa, bila unsur-unsur dala satu
golongan direaksikan dengan NaOH yang bersifat basa maka unsur-unsur itupun
bersifat basa, dalam satu golongan bila unsur-unsur yang terdapat didalamnya
bersifat basa maka semakin ke atas sifat kelarutannya makin kecil dan
sebaliknya. Unsur Ca berada di atas unsur Ba, itulah yang menyebabkan campuran
BaCl2 di tambah NaOH endapannya lebih sedikit darim pada campura
CaCl2 ditambah NaOH.
Telah dijelaskan bahwa logam alkali
lebih reatif dari pada logam alkali tanah, sehingga K lebih reaktif dari pada
Mg. untuk bereaksi dengan Mg air terlebih dahulu di panaskan, hal ini di
sebabkan untuk mempercepat reaksi sedangkan reaksi K dengan air, air tidak
perlu di panaskan. Jadi, saat K dimasukan ke dalam air langsung bereaksi, yaitu
menghaslkan logam K yang langsung terbakar, hai ini di sebabkan logam K lebih
reaktif dari pada Mg. Logam K dan pita Mg bila di reaksikan dengan air akan
menghasilkan larutan yang bersifat basa, untuk mengetahui tingkat basa dari
kedua logam tersebut maka di tambahkan indicator pp, saat di campurkan indicator
pp pada campuran pita Mg dan air campuran menjadi warna merah lambayung
sedangkan campuran logam K dengan air setelah di campurkan indicator pp
berwarna ungu, hal ini artinya merah lambayung merupakan basa lemah dan warna
ungu merupakan basa kuat, sehingga dapat di ketahui semakin ke kiri maka
basanya makin kuat.
Pada percobaan ini di gunakan Reagan
H2SO4 dan NaOH. Fungsi dari reagen ini adalah untuk
mengetahui kelarutan satu golongan dalam asam dam basa. Dalam percobaan yang
mempunyai sifat asam adalah H2SO4 dan yang bersifat basa
adalah NaOH.
Adapun hubungan suatu garam dengan
KSP garam tersebut serta pengaruh besarnya KSP garam tersebut terhadap
pengendapan adalah KSP sangat berpengaru terhadap kelarutan. Suatu larutan jika
hasil kali ion-ion asam lebih kecil atau sama di bandingkan KSP garam, maka
campuran akan larut, dangan larutnya campuran, maka endapan yang terjadi
sedikit atau bahkan tidak ada, sedangkan jika hasil kali ion-ion asam lebih
besar dari KSP garam makacampuran menjadi kurang larut, dengan kurang larutnya
campuran maka akan terjadi pengendapan.
Unsur-unsur yang termasu loga alkali
atau golonga I A adalah Litium(Li), Natrum(Na), Kalium(K), Rubidium(Rb),
Sesium(Cs), Fransium(Fr), adapun sifat fisiknya adalah :
-
Merupakan logam yang lunak
-
Mudah di iris
-
Mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik
-
Titik leleh dan titik didihnya relative rendah
-
Merupakan logam yang ringan
Adapun
sifat logam alkali adalah sebagai berikut :
-
Merupakn logam yang sangat reaktif
-
Konfigurasi electron valensi adalah ns1
-
Energi ionisasi relative rendah
-
Mudah melepaskan electron valensi
-
Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah
larut dalam air
-
Merupakan reduktor yang kuat
Unsur-unsur
yang termasuk dalam logam alaklitanha atau golongan II A adalah Berilium(Be),
Magnesium(Mg), Kalsium(Ca), Stronsium(Sr), Barium(Ba) dan Rarium(Ra). Adapun
sifat fisiknya adalah :
-
Mempunayi kilap logam
-
Lebih keras dari logam alkali
-
Dapat menghatar panas dan listrik yang baik, kecuali
Berilium
-
Radium merupakan unsur radio aktif
Adapun sifat kimia logam alkali tanah adalah :
-
Merupakan logam yang reaktif
-
Energi ionisasi semakin rendah
-
Keelektronegatifan semakin kecil
-
Daya reduksi semakin kuat
-
Merupak reduktor yang cukup kuat
Afinitas
electron adalah kemampuan untuk menerima satu atau lebih electron, ini
merupakan sifat lain yang sangat menpengaruhi perilaku kimia atom-atom.
Energi
ionisasi adalah energy minimum yang di perlukan untuk melepas satu elektro dari
atom berwujud gas pada ke adaan dasarnya. Besar energy ionisasi merupakan
ukuran usaha yang yang di perlukan untuk memaksa satu atom untuk melepaskan
elektronnya, atau bagaimana eratnya electron terikat dalam atom.
Kereatifan
adalah satu sifat yang mencerminkan seberapa cepat atau lambatnya suatu unsur
itu dapat bereaksi dengan larutan atau campuran.
Dan
yang di maksud dengan keelektronegatifan adalah kecenderungan atau kemampuan
suatu atom untuk menarik electron dari atom lain.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan
dapat di ambil kesimpulan bahwa:
-
Dalam satu golongan unsure-unsur yang terdapat di
dalamnya bersifat asam maka semakin ke atas sifat kelarutannya semakin besar
apabila semakin ke bawah sifat kelaritannya semakin kecil, sedangkan bila dalam
satu golongan seluruh unsur-unsur yang terdapat di dalamnya bersifat basa maka
semakin ke atas tngkat kelarutannya semakin kecil apabila semakin ke bawah
sifat kelarutannya semakin besar.
-
Fungsi dari indikator fenolftalien adalah untuk
mengetahui sifat suatu larutan basa atau asam, bila larutan bersifat basa maka
bila di campurkan indicator pp maka akan merubah warna seprtim pda percobaan
pita Mg dan K, sedangkan bila bersifat asam bila di campurkan indikator pp
larutan tidak berubah warna.
-
KSP sangat berpengaruh terhadap kelarutan. Suatu
larutan jika hasil kali ion-ion asam lebih kecil atau sama dengan KSP garam,
maka campuran akan larut, dengan larutnya campran maka endapan yang terjadi
sedikit atau bahkan tidak ada, sedangkan hasil kali ion-ion asam lebih besar
dari pada KSP garam, maka campuran menjadi kurang larut dengan kurang larutnya
campuran maka akan terjadi pengendapan.
5.2 Saran
Sebaiknya unsur-unsur yang dipakai
untuk percobaan ditambah, seperti Na, Li, Be dan yang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bresnik, Stephen
. 2002 . Kimia Umum . Hipokrates : Jakarta
Petrucci, Ralph
. 1996 . Kimia Dasar . Erlangga : Jakarta
Respati . 1999 .
Ilmu Kimia . Rieneka Cipta : Yogyakarta
yang gol 3b ada kah?
ReplyDeleteThanks, Kakak. Membantu :)
ReplyDeleteterima kasih 👍
ReplyDelete