Selamat Datang

Semoga blog ini bermanfaat, oleh Ita Trie Wahyuni
"Seorang PEMENANG tidak akan pernah MENYERAH, karena hanya yang MENYERAH tidak akan pernah MENANG"

Tuesday, October 2, 2012

Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
                           Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan peelitian. Alat-alat laboratrium biasanya data rusak atau bahkan berbahaya, jika  penggunaannya tidak sesuai prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratrium adalah agar dapat mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar. Sehingga kesalahan prosedur peakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akurat. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
                           Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alt-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fugsi dan spesifikasi masin-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat-alat dari mikroba yang tidak diinginkan.
                           Dalam praktikum ataupun dalam penelitian terutama dalam bidang mikrobiologi, digunakan beberapa peralatan standar yang harus disterilsasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Dalam bidang bioteknologi, kata seterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar media akan atau membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme, karena pentingnya car-cara mematikan, menyinkirkan dan menghambat pertumbuhan mikroorganime dalam mikrobiologimaka proses sterilisi sangat diperlukan.
    Oleh Karen itu, percobaan ini dilakukan agar peraktikan mengenal stadar yang dipakai dilaboratorium serta mengetahui cara-cara yang digunakan dalam proses sterilisasi.

1.2   Tujuan
-          Mengetahui nama dan fugsi alat-alat di laboraterium
-          Mengetahui cara mensterilkan alat-alat yang digunakan
-          Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam sterilisasi




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ada banyak pilihan cara sterilisai yang berbeda, namun yang penting adalah bagaimana menetapakan bahwa produk akhirnya dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Suatu produk dapa disterilkan melalui cara sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau dengan cara aseptic (aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produk steril yaitu :
1.      Terminal Sterilization (sterilisasi akhir) metode sterilisasi akhir menurut PDA Technical Manograph (2005) dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Overkill Methood adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada 121oC, selama 15 menit yang mampu membeikan minimal reuksi setingkat log 12 dari mikroorganisme-mikroorganisme yang memiliki nilai 0 minimal 1 menit. Kita bisa menggunakan metode overkill untuk bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Metode merupakan pilihan utama karena kelebihannya lebih efisien, cepat dan aman.
b.      Bioburden Strilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin dibeberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilisasi yang dipersyaratkan SAL 10-6. Kita menggunakan metode umumnya untuk bahan yang dapat mengalami degradasi kandungan bila terlalu panas terlalu tinggi seperti za organik.(Stefanus.2006)
2.      Aseptic Processing
Aseptic Processing adalah metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan kedalam kontainer steri dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan dan petugas telah terkontrol sedemikian ruoa sehingga kontaminasi mirroba tetap ada pada level yang dapat diterima (aceptablle) dam calane zone (grade A dan B).(Stefanus. 2006)
    Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan :
1.      Sterilisasi panas dengan tekana atau sterilisasi uap (autoklaf). Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memapakan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi laen uap yang mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel. Sterilisasi demikian merupakan sterilisasi paling efektif  dan ideal karena :
a.       Uap merupakan pembawa (carrier) energy tertanal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi.
b.      Bersifat nontosik, mudah diperoleh dan relatife mudah dikontrol.
            Penggunaan autoklaf ini harus dengan suhu 121oC selama 15 menit. Factor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap ada 3 yaitu : waktu, suhu dan kelembaban.(Stefanus. 2006).
2.      Sterilisasi panas kering (Oven)
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsurpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mikanisme oksidasi sampai-sampai terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.(Stefanus. 2006)
3.      Sterilisasi, Tyndllisasi.
Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap dengan beberapa menit saja. Sehabis didiamkan satu hari, selama itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetative. Maka medium tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan lagi, sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril dan zat-zat organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti halnya pada cara yang dilakukan oleh spallanzani (1729-1799).(Dwidjoseputro. 2005)
4.      Sterilisasi dengan penyaringan (Filtrasi).
Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya sayang, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu, sehabis penyaringan, medium masih perlu dipanaskan dengan autoclave meskipun tidak selama 15 menit dengan teperatur 121oC. penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih murah dan lebih mudah penggunaannya daripada parselin. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang dan terlalu sulit dibersihkan.(Dwidjoseputro. 2005)
             Ada tiga cara utma yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas penggunaan bahan kimia dan penyaringan(filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dipihak lain sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.(Hadiotomo. 1985)
5.      Sterilisasi radiasi
a.       Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptic.
b.      Jon
Mekanisme mengikutitori tumbukan yaitu sinar langsung menghantam pusat kehidupan mikroba (kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar terlebih dahulu membentuk molekul dan mengubahnya menjadi bentuk radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada bagian molekul DNA mikroba.
c.       Gamma
Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5 MRad. Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, kaet serta bahan sintesis seperti pulietilen.(Ratna. 1985)
            Pensterilkan Gelas-gelas, botol, pipa pipet yang sudah bersih tidak disterilkan dengan autoklaf, karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas dimasukkan didalam oven kering selama 2-3 jam pada temperatur 160o-170oC. Hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven. Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan temperature seperti diatas. Alat-alat yang bahan kering tidak boleh dimasukkan dalam oven kering. Pensterilan alat-alat dapat pula dilakukan dengan gas etiken oksida. Hal ini harus dikerjakan dengan hati-hati karena ada bahaya tertentu.(Ratna. 1985)
            Benda yang akan dicuci dihamakan diletakkan diatas lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih pada tekanan temperature yang lumayan tinggi kira-kira 121oC. organism yang tidak berspora hanya dapat mati dengan pemanasan 100oC selama kurang lebih 30 menit. Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatu kurang tinggi untuk mencapai temperature antara 160oC sampai dengan 180oC. pada temperature ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan.(Ratna. 1985)
            Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Pada prinsipnya sterilisasi dengan pemanasan ada empat macam yaitu sebagai berikut :
1.      Sterilisasi dengan pemijaran
2.      Sterilisasi dengan udara panas
3.      Sterilisasi dengan uap air panas
4.      Sterilisasi denagan uap air panas bertekanan
Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi jarum ose dan sebagainnya terbuat dari platina, caranya dengan membakar alat-alat tersebut diatas api lampu spirtus sampai pijar. Sterilisasi dengan udara panas, untuk keperluan ini dipakai alat yang mempunyai thermostat yang disebut hot air stelizer(oven).pada umumnya temperature yang digunakan pada sterilisasi secara kering 170-180oC, paling sedikit selama 2 jam. Sterilisasi dengan menggunakan uap air panas , bahan-bahan yang mengandung cairan, tidak dapat disterilkan dengan udara panas yang kering. Sterilisasi yang baik adalah dengan mengunakan uap air panas bahan-bahan yang disterilkan dengan cara ini pada umumnya medium kultur yang tidak tahan terhadap panasyang sangat tinggi. Sterlisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan ialah autoclave. Alat ini terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi monometer, thermometer dan kleb. Sterilisasi dengan autoclave merupakan cara sterilisasi yang paling baik, jika dibandingkan dengan cara-carasterilsasi lainnya. Dan ada pula sterilisasi dengan penyinaran, dimksudka disini untuk merusak kemampuan sel mikroba pengkontaminan secara seluler dan genetic yang mengakibatkan mikroba tersebut tidak mampu untuk melakukan reproduksi dan pertumbuhan. Teknik sterilisasi ini biasanya menggunakan radiasi ion dengan dosisi dan waktu pemaparan yang cukup lama.(Ratna. 1985)
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau juga sinarX dan sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi. Sinar ultraviolet biasa diperoleh dengan menggunakan katoda panas yaitu kedalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air panas, panjang gelomban ini yang dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde sampe dengan atau kurang lebih kira-kira bersikaran 2500-2600 angstrom.(Ratna. 1985)




BAB III
METODE KERJA

3.1       Waktu dan Tempat
Praktikum pertama ini melakukan perubahan tentang peralatan dan sterilisasi yang dilaksanakan pada hari rabu, 9 maret 2011 pada pukul 10-12 wita di laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan
     3.2.1 Alat-alat
-          Autoclave
-          Bluetip
-          Cawan petri
-          Hot plate
-          Inkubator
-          Jarum ose
-          Labu Erlenmeyer
-          Lampu Bunsen
-          Magnetik stirer
-          Mikropipet
-          Pipet
-          Rak tabung
-          Shaker
-          Sintervius
-          Spatula
-          Tabung reaksi
-          Yellowtip

    3.2.2  Bahan-bahan
-          Alumunium foil
-          Aquades / air
-          Kapas
-          Karet
-          Kertas
-          plastik

3.3 Cara kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan disterilkan
2.      Ditutup mulut tabung reaksi dengan menggunakan alumunium foil hingga tidak ada udara yang masuk
3.      Ditutup mulut tabung reaksi yang lain dengan menggunakan kapas, sumbat pada tabung hingga tidak ada udara yang masuk
4.      Dibungkus tabung reaksi dengan kertas, kemudian diikat dengan karet
5.      Diletakkan cawan petri yang besar dibawah cawan petri yang kecil
6.      Dibungkus dengan kertas dengan teknik pembungkusan
7.      Dimasukkancawan petri dan tabung reaksi kedalam pelastik secara rapi
8.      Dimasukkan kedalam angsang
9.      Dimasukkan air secukupnya dalam autoclave, kemudian dimasukkan alat yang akan disterilkan
1.     Ditutup autoclave, kemudian ditutup kran pengatur tempat keluar uap air
1.  Diatur waktu hingga 15 menit setelah 15 menit, alarm autoclave akan berbunyi, setelah itu alat selesai disterilkan




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan
    4.1.1 Tabel pengamatan Peralatan dan Sterilisasi
No
              Nama Alat
                                     Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Tabug reaksi
Petridish
Mikropipet
Jarum ose
Gelas ukur
Gelas kimia
Bluetip
Yellowtip
Autoclave
Hot plate
Spatula
Kertas
Bunsen
Shaker
Seterfius
Rak tabung
Alumunium foil
Erlenmeyer
Laminar air flow cabinat
Oven
inkubator
Sebagai tempat media
Tempatnya untuk menanam bakteri
Mengambil cairan dengan skala mikroba
Mengambil suspense mikroba
Mengukur volume yang diambil
Tempat media
Alat bantu mikropipet(0,5 ml)
Alat bantu mikropipet(0,1-0,2 ml)
Mensterilisasi dengan uap air panas bertekanan
Memanaskan media
Mengambil bahan dalam bentuk padat
Menutup dan menyumbat tabung
Mensterilkan alat
Mengocok larutan
Memisahkan supernatan dan pellet
Untuk menaruh tabung reaksi
Menutup mulut tabung reaksi
Tempat media atau bahan
Untuk mensterilkan alat dan bahan
Untuk mensterilkan alat
Menginkubasi mikroba dan bakteri
    
4.2 Pembahasan
Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu peruses untuk mematikan semua organismeyang terdapat pada atau didalam suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin ditumbuhkan diamati dan diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontamina). Suatu bahan atau alat dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk sel vegetatife maupu spora sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan. Sterlisasi dengan pemanasan ada 4 macam yaitu pemijaran, udara panas, uap air panas dan uap air panas bertekanan. Kemudian ada juga sterilisasi dengan metode penyinaran dan penyaringan.(dwidjoseputro. 2005)
Autoclave merupakan cara  sterlisasi yang paling baik jika dibandingkan dengan cara-cara sterilisasi lainnya. Autoclave ini merupakan cara sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan. Bahan-bahan yang disterilkan ialah bahan-bahan atau alat-alat yang tidak rusak karena pemanasan dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja autoclave pada dasrnya menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Medium yang akan disterilkan ditempatkan didalam autoclave ini selama 15-20 menit. Medium yang an disterilkan itu lebih baik ditepatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam suata botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pipa uap dibuka, dan temperature akan terus menerus naik sampai 121oC. Biasanya autocave suda diatur sedemikian rupa sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada sebesar 15 Ibs(pounds) perinch persegi yang berarti 1 atm per  1 cm2. Perhitugan waktu 15 atau 20 menit dimulai sejak thermometer pada autoclave menunjukkan 121oC.(dwidjoseputro. 2005)
Dalam praktikum dalam bidang mikrobiologi digunakan beberapa alat, diantaranya yaitu: cawan petri digunakan dalam praktikum yang berfungsi sebagai wadah untuk menumbuhkan mikriba, untuk penyelidikan bahan yang akan diuji dan juga untuk mengukur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat kimia di dalam laboratorium. Rak tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Hot plate digunakan untuk memanaskan, dalam pembuatan media serta menghomogenkan larutan. Magnetic stirrer digunakan untuk menyebarkan bakteri yang berada pada cawan petri. Erlenmeyer digunakan untuk berbagai keperluan laboratoriu terutama dalam titrasi pada analisis kimia.
Jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari medium padat ke medium cair atau untuk membuat preparat. Gelas piala digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti memanaskan cairan mereaksikan dan membuat endapan. Gelas ukur digunakan untuk mengeluarkan jumlah tertentu volume cairan secara tidak tepat atau kira-kira ukurannya bervariasi 5 ml sampai 2 L.
Mikropipet digunakan untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, dalam penggunaan mikropipet memerlukan tip. Pipet digunakan untuk mengambil cairan sesuai volume yang diinginkan. Lampu Bunsen digunakan sebagai alat pemanas atau pembakaran gas yang dapat menghasilkan macam-macam gas. Incubator dalah alat yang berfugsi untuk menginkubasi atau memeran mikroba pada suhu tertentu.
Pada autoclave digunakan suhu 121oCpada suhu ini sudah cukup untuk mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organism hidup dan dengan demikian mematikannya sampai spora-sporanya, karena pada suhu 100oC masih kurang dalam membunuh kuman yang resisten.
            Lama pensterilisasi alat dan bahan berbeda-beda, perbedaan ini disebabkan, karena ketahana alat dan bahan bebeda. Bila alat terlalu lama dipanaskan dapat etrjadi perubahan bentuk, bila pada bahan dipanaskan terlalu lama maka baha dapat rusak seperti penguraian gula, ph dan lain-lain. Lama sterilisasi pada alat sekitar 15-30 menit, sedangkan pada bahan 15 menit.
            Faktor kesalahan pada percobaan pada posisi cawan petri yang salah ketika disterilkan menggunakan autoclave(terbalik) membuat uap air dari autoclave jatuh atau masuk kedalam cawan petri  sehingga bahan tidak steril atau basah.




BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
-          Beberapa alat yang ada di laboratorium di antaranya adlah autoclave untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan, cawan petri untuk meletakan objek atau media, kertas dan alumunium foil serta plastic untuk membungkusalat yang akan disterilisasi, jarum ose untuk mengambil suspensi mikroba, tabung reaksi untuk meletakkan objek, dan lain-lain
-          Cara mensterilkan alat sepei tabung reaksi adalah dengan menutup mulut tabung dengan kapas atau dengam menggunakan alumunium foil, lalu dibungkus dengan kertas, dan disterilkan dengan autoclave. Untuk cawan petri, posisi cawan petri diatas, dimasukkan kedalam autoclave setelah dibungkus dengan kertas, dan jarum ose hanya perlu di panaskan hingga memijar
-          Metode sterilisasi ada beberapa macam, diantaranya sterilisasi dengan pemijaran, sterilisai dengan udara panas(oven), sterilisasi dengan uap panas, dan sterilisasi dengan uap bertekanan(autoclave)

5.2 Saran
    Sebaiknya metode sterilisasi lebih bervariasi lagi, sehingga tidak hanya menggunakan metode uap air panas bertekanan (autoclave), bisa dengan uap air, pemyaringan dan lain-lain. Agar lebih dapat memahami metode-metodenya

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan : Jakarta
Hadietomo, Ratna Sari.1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia:Jakarta

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi

6 comments:

  1. Thank ya.... aku ambil makalahnya ya....

    ReplyDelete
  2. wah...ngga ada dapusnya y... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini dapusnya :)

      Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta

      Hadieotomo, Ratna Sari. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia: Jakarta

      Lukas, Stefanus. 2006. Farmasi Steril. Yogyakarta: Andi

      Delete
  3. Assalamualaikum
    ita yang baik, saya copas makalahnya buat refrensi laporan lab.
    thanks

    ReplyDelete