BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Populasi
mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Beratus-beratus
spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita,
termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin
dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme (pelzar, 1986).
Bakteri
tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi
bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat
cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap
zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya
daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang
hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat
tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara,
cukup dengan membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat.
Di dalam laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari
morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya (sutedjo, 1996).
Isolasi
merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni
ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel
tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara
cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar
(spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator
(Pleczar, 1986).
Oleh karena
itu yang melatar belakangi percobaan isolasi dan morfologi koloni mikroba ialah
untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur dari media yang
ada serta membedakan bahwasetiap mikroorganisme memiliki bentuk, tepi serta
permukaan koloni yang berbeda – beda.
1.2
Tujuan
-
Mengetahui metode -
metode isolasi
-
Mengetahui teknik isolasi
mikroba
-
Mengetahui fungsi isolasi
mikroba
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi
mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup
kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita seperti
mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup
besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu
mikroorganisme. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai
tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi
dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih
dalam bentuk campuran Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu
mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Isolasi
mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu
biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk)
Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini
memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang
biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-
beda yang dikenal dengan istilah biakan murni, dengan kata lain terdiri dari
beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Biakan murni ini terdiri dari
satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Hans, 1996)
Di
dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang
hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri
patogen kedapatan bersama- sama dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan atau
mengasingkan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu : 1. Dengan
pengenceran. Cara ini dilakukan pertama kali oleh Lister pada tahun 1865. Ia
berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piraan murni yang diisolasi dari
sampel susu Yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari
hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih
lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan
pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan beberapa koloni yang
akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi ada juga kemungkinan hanya akan
memperoleh satu koloni saja. Dalam hal ini dapat kita jadikan piaraan murni.
Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut
merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan
menggunakan koloni ini sebagai sampel. 2. Dengan penuangan Robert Koch (1843-
1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel
campuran bakteri yang mudah diencerkan, kemudian sampel tersebut di sebar dalam
suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia
memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang
beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat
dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh
piaraan murni yang lebih terjamin. Dalam mengisolasi bakteri,kapang dan khamir
dapat menggunakan beberapa metode yaitu dengan menggunakan metode gores, metode
tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Tetapi, yang
paling sering digunakan adalah metode cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode
ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian
rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya :
1. Metode cawan gores Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan
dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme
yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk
menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel
yang digores. 2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh biakan koloni
murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan
eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian
di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada
umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa
tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan tersebut mengandung
koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu
tinggi. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasi Mikroba (sandjaja,
1994).
Terdapat
berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: isolasi pada agar cawan, isolasi pada
medium cair, dan Isolasi sel tunggal. 1) Isolasi pada agar cawan Prinsip
isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh
individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni
yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari
satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan,
yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang Metode gores kuadran.
Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya
mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang
Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang
dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap
perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang
terpisah di atas permukaan/di dalam cawan. 2) Isolasi pada medium cair Metode
ini dapat dilakukan apabila mikroorganisme tidak dapet tumbuh pada agar cawan.
Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa kali pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3)
Isolasi sel tunggal Metode ini dilakukukan apabila mikroorganisme berukuran
besar dan tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian
sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun
micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis (gandjar, 2006).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pada pratikum
mikrobilogi ini tentang isolasi dan morfologi koloni mikroba yang dilaksanakan
pada hari rabu, tanggal 30 Maret 2011 pada pukul 10.00 – 12.00 WITA dan
dilanjutkan pengamatan pada pada hari jum’at, pada tanggal 1 April 2011 pada
pukul 16.00 – 17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan
Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman
Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
- Neraca
analitik
- Sepatula
- Bunsen
- Tabung
reaksi
- Labu
erlenmeyer
- Blue
tip
- Mikro
pipet
- Cawan
petrids
- Vortex
- Rak
tabung reaksi
- Almunium
foil
- Inkubator
3.2.2
Bahan
- Media
PDA
- Media
NA
- Tanah
bengkel
- Tanah
humus
- Air
kolam
- Air
minum
- Air
sungai
- Garam
fiologi 0,9%
3.3 Cara Kerja
3.3.1
pengenceran bertingkat sampel
1.
Di seterilkan tangan
terlebih dahul dengan menggunakan alkohol sebelum melakukan kegiatan.
2.
Di siapkan sempel tanah
bengkel yang sudah di timbang dengan neraca analaitik sebanyak 1 gram.
3.
Di ambil 3 tabuung
reaksi yang di tutup almunium foil dengan label pengenceran 10-1 sampai
10-3 yang telah di isi denga larutan garam fisiologi 9 ml.
4.
Di ambil tabung 10-1
di buka almunium foilnya kemudian di panaskan mulut tabung reaksi di atas lampu
bunsen.
5.
Di ambil sampelyang
sudah di timbang kemudian di masukan ke dalam tabung reaksi 10-1.
6.
Di hompgenkan dengan
vortex.
7.
Di ambil 1 ml campuran
pada pengenceran 10-1 dan di
masukan ke dalam tabung pengenceran 10-2.
8.
Di homogenkan
menggunakan vortex.
9.
Di ambil 1ml campuran
pada pengenceran 10-2 dan di masukan ke dalam tabung reaksi
pengenceran 10-3.
10. Di
homogenkan.
3.3.2
pembuatan biakan pada medi NA
1.
Di ambil cawan petri
dipanaskan di pinggirnya pada lampu bunsen.
2.
Di ambil tabung reaksi
pengenceran 10-2 dan di buka tutup almunium foil di dekat lampu
bunsen.
3.
Di panaskan mulut
tabung reaksi kemudian di ambil 1 ml campuran dari pengencerran 10-2
lalu di masukan ke cawan petri.
4.
Di ambil media NA yang
sudah di seterilkan di buka tutup almunium foil kemudian dipanskan mulut labu
erlenmeyer dengan lampu bunsen.
5.
Di tuangkan media NA
sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri.
6.
Di tutup rapat mulut
erlenmeyer dan cawan petri di dekat bunsen.
7.
Di beri label pada cawan
petri dengan label NA 10-2.
8.
Di ulangi langkah
diatas pada pengenceran 10-3.
9.
Di homogenkan dengan
bentuk angka delapan
10. Di
inkubasi pada suhu 37 0C selam 48 jam.
11. Di
amati perubaha yang terjadi.
3.3.3 pembuatAn biakan pada media
PDA
1.
Di ambil cawan petri
dipanaskan di pinggirnya pada lampu bunsen.
2.
Di ambil tabung reaksi
pengenceran 10-2 dan di buka tutup almunium foil di dekat lampu
bunsen.
3.
Di panaskan mulut
tabung reaksi kemudian di ambil 1 ml campuran dari pengencerran 10-2
lalu di masukan ke cawan petri.
4.
Di ambil media PDA
yang mencair di buka tutup almunium
foilnya.
5.
Di panaskan mulut labu
erlenmeyer didekat lampu bunsen.
6.
Di tuangkan media PDA
sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri.
7.
Di tutup rapat mulut
erlenmeyer , dan di panaskan lagi pinggirnya cawan petri di dekat lampu bunsen.
8.
Di beri label pada
cawan petri dengan label PDA 10-2.
9.
Di ulangi langkah dan
perlakuan diatas pada pengenceran 10-3.
10. Di
homogenkan dengan bentuk angka delapan
11. Di
inkubasi pada suhu 37 0C selam 48 jam.
12. Di
amati perubaha yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengammatan
4.1.1
Tabel hasil pengamatan isolasi dan identifikasi mikroba
Pengenceran
|
Pengamatan
|
PDA
10-2
|
Jumlah
spesies : 2
Sp
-1 :
form : filamentous
Elevation : convex
Margin : filamentous
warna : putih susu
Sp
-2 :
form : circular
Elevation : convex
Margin : Undulate
warna : putih bening
|
PDA
10-3
|
Jumlah
spesies : 1
Sp
-1 :
form : filamentous
Elevation : flat
Margin : filamentous
warna : putih
|
NA
10-3
|
Jumlah
spesies : 4
Sp
-1 :
form : punchtiform
Elevation : convex
Margin : entire
warna : putih tua
Sp
-2 :
form : irregular
Elevation : convex
Margin :
lobate
warna : putih susu
Sp
-3 :
form : punchtiform
Elevation : convex
Margin : undulate
warna : kuning susu
Sp
-4 :
form : circular
Elevation : flat
Margin : Undulate
warna : putih bening
|
NA
10-3
|
Jumlah
spesies : 3
Sp
-1 :
form : irreguler
Elevation : convex
Margin : lobate
warna : putih bening
Sp
-2 :
form : circular
Elevation : convex
Margin : Undulate
warna : putih susu
Sp
-3 : form : circular
Elevation : convex
Margin : undulate
warna : kuning putih
|
4.2 Pembahasan
Isolasi
mikroba adalah memisah satu jenis mikroba denga mikroba lainya yang terdapat
dialam dan menumbuhkannya dalam satu medium buatan (sutedjo, 1996).
Prinsip
isolasai mikroba adalah memisahkan satu jenis mikrba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari bermacam – macam campuran mikroba (sutedjo, 1996)
Metode
yang digunakan pada percobaan kali ini menggunakan metode isolasi tuang yang
merupakan metode metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri
yang telah di encerkan dans empel tersebut kemudian di sebarkan atau di
tuang dari medium dari kaldu dan gelatin
encer (sandjaja, 1994).
Bakteri adalah kelompok besar Prokariota,
selain Archaea,
yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.
Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular
(bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti
sel, kerangka sel,
dan organ
- organ lain seperti mitokondria
dan kloroplas.
Struktur sel bakteri memiliki sel lebih kompleks, yang disebut eukariota.
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya,
semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri
yang paling penting adalah dinding sel.
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram
positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan
yang tebal dan asam teikoat.
Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar dari lipopolisakarida:
terdiri dari membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan terletak pada
periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasma). Banyak bakteri
memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela
dan fimbria
yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi.
Beberapa bakteri juga memiliki kapsula atau lapisan lendir yang membantu
pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan struktur biofilm.
Bakteri juga memiliki kromosom,
ribosom,
dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan,
vakuola
gas, dan magnetosom.
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1.
Kokus (Coccus) dalah
bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi
sebagai berikut: Mikrococcus jika kecil dan tunggal, Diplococcus
jka bergandanya dua-dua, Tetracoccus jika bergandengan empat dan
membentuk bujursangkar, Sarcina jika bergerombol membentuk kubus, Staphylococcus
jika bergerombol, Streptococcus jika bergandengan membentuk rantai
2.
Basil (Bacillus) adalah
kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi
sebagai berikut: Diplobacillus jika bergandengan dua-dua, Streptobacillus
jika bergandengan membentuk rantai.
3.
Spiril (Spirilum) adalah
bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut: Vibrio
(bentuk koma) jika lengkung kurang dari setengah lingkaran, Spiral jika
lengkung lebih dari setengah lingkaran (Gandjar, 2006)
Media
NA (Nutrien Agar) adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada
uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni (Sandjaja,
1994).
Media
PDA (Potatos Dexstose Agar) adalah merupakan media yang umum digunakan dalam
kultuvasi bakter. Media PDA terdapat macam zat nutrisi organik yang di gunakan
dalam media biakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dalam
suatu sampel atau produk makanan. Media PDA mengandung sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga
baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan
bakteri.
Ada beberapa
metode yang digunakan dalam percobaan isolasi dan identifikasi dasar mikroba
dan metode yang diunakan antara lain, teknik pengenceran bertingkat tujuan dari
teknik pengenceran bertingkat yaitu memeperkecil atau mengurangi jumlah mikroba
yang trsusupensi dalam cairan. Penentuan besar atau banyaknya tingkat
pengenceran tergantung pada prkiraan jumlah mikroba dan sampel. Digunakan
perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya
sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganismedan pengenceran sebelumnya. Dan metode ppour
plate atau agar tuang dalam teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>
450C) untuk di tuang bersama susupensi bakteri kedalam ke cawan
petri lalu kemudian di homogenkan dan di biarkan memadat. Hal ini akan
menyebabkan sel – sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel yang ada di dalam agar
sehingga terdapat oksigen dan ada yang tumbuh didalam agar yang tidak banyak
mengandung oksigen (pleczar. 1986)
Hasil
percobaan pada isolasi dan identifikasi mikroba. Pada cawan petri dengan label
NA 10-2 terdapat tiga jumlah sepesies mikroba. Spesies yang pertama
memiliki bentuk irreguler permukaan convex dan tepi lobate dengan warna putih
bening. Spesies yang ke dua memiliki bentuk carcular, permukaan convex dan tepi
undulate, dengan warna putih susu. epesies yang ke tiga memiliki bentuk yang
circular, permukaan convex, dan tepi undulate, dengan warna kuning putih. Pada
cawaan petri dengan label NA 10-3 terdapat empat jumlah spesies
mikroba. Spesies yang pertama memiliki bentu punchtiform, permukaan convex, dan
tepi entire, dengan warna kuning tua.spesies yang ke dua memiliki bentuk
irreguler. Permukaan convex dan tepi lobate, dengan warna putih susu. Spesies
yang ke tiga memiliki bentuk punchtiform, permukaan convex dan tepi undulate
dengan warna kuning putih. Spesies yang ke empat memiliki bentuk circular,
permukaan flat, tepi undulate, dan warna putih bening. Pada cawan petri dengan
label PDA 10-2 terdapat dua jumlah spesies mikroba. Spesies yang
pertama memiliki bentuk filamentaous, permukaan convex, tepi filamentous dan
warna putih susu. Spesies yang kedua ini memiliki bentuk cicular, permukaan
convex dan tepi undulate, dengan warna puti bening. Pada cawan petri dengan
label PDA 10-3 terdaat satu jumlah spesies mikroba. Spesies mikroba
ini memiliki bentuk filamentous, permukaan flat, tepi filamentous, dengan warna
putih.
Faktor
kesalahan pada percobaan kali ini yaitu, pengambilan bahan atau sampel yang
akan digunakan salah, kedua metode pengambilan sampel yang tidak benar, ketiga
kecerobohan dalam melakukan percobaan, tergesa –gesa dan kurang teliti.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil percobaan tentang isolasi dan identifikasi dasar mikroba dapat
disimpulkan bahwa :
-
Metode –metode untuk
melakukan isolasi mikroba itu ada tiga yaitu :
1.
Isolasi pada agar cawan
2.
Isolasi pada medium
cair
3.
Isolasi sel tunggal
-
Teknik – teknik untuk
melakukan isolasi mikroba antara lain :
1.
Teknik goresan
2.
Teknik tuang / taburan
3.
Teknik sebar
4.
Teknik pengenceran
5.
Micromanipilator
-
Fungsi isolasi mikroba
adalah untuk memisahkan satu jenis mikroba yang berasal dari biakan campuran
menjadi biakan murni.
5.2
Saran
Cobalah dalam
pratikum digunakan teknik isolasi yang lain contohnya tekik gores atau teknik
taburan.
DAFTAR PUSTAKA
Plezar, michael. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakata :U dan D
Sandjaja B. 1994. Isolasi dan Identifikasi Mikroba. Jakarta : widiya medika
Schagel, Hans G. 1996. Mikrobiologi Umum. Jogja : gajah mada
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta
dapus dong
ReplyDelete
DeletePlezar, michael. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakata :U dan D
Sandjaja B. 1994. Isolasi dan Identifikasi Mikroba. Jakarta : widiya medika
Schagel, Hans G. 1996. Mikrobiologi Umum. Jogja : gajah mada
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta
makasiii ngebantu bngeeed niiii ^.^
ReplyDeletesama-sama ^.^
ReplyDeletedftr pustka gk da hhe
ReplyDeletemana daftar pustakanya gandjar
ReplyDelete