PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kromatografi
merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah banyak digunakan,
dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti detilasi, kristalisasi,
pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan
yang lebih sederhana, penggunaan waktu yang sangat singkat terutama mempunyai
kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi, Metode
ini digunakan, jika dengan metode lain tidak dapat di lakukan misalnya karena
jumlah cuplikan sangat sedikit atau campurannya kompleks.
Meskipun
dasar kromatografi adalah suatu proses pemisahan namun banyak diantara cara ini
dapat digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jenis kromatografi yang
bermanfaat dalam analisi kualitatif dan analisis kuantitatif adalah
kromatografi kertas, kromatigrafi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom, kromatografi
gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi. Kromatografi kertas dan KLT pada
umunya lebih bermanfaat untuk tujuan indentifikasi, karena lebih mudah dan
sederhana.
Kromatografi
kolom memberikan pemilihan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk
pemisahan campuran secara kuantitatif. Dalam indutri metode inibanyak
dipakaiuntuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkandalam hasil, misalnya
pada pemurnian minyak tanah atau minyak goring dan pemurnian hidroksidayang
dihasilkan dari proses elektrolisis.
Teknik
pemisahan kromatografi dilakukan untuk mendapatkan pemisahan campuran diantara
dua fase. Fase tersebut adalah fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa
zat cair dan zat padat, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas.
Latar
belakang dari percobaan ini adalah menghadirkan materi dasar yang akan
memperkenalkan praktikan dengan berbagai aspek dari proses kromatografi,
menjelaskan dalam istilah yang sederhana bagaimana prinsip kerja jromato grafi,
dan menunjukan beberapa penerapan yang telah membuat kromatografi tidak dapat
diabaikan dalam berbagai bidang kehidupan.
1.2 Tujuan
-
Mengenal jenis pemisahan kromatografi
-
Mengetahui teknik pemisahan pada
kromatografi
-
Memisahkan camouran diantara dua fase
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
Kromatografi
adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik cair, padat maupun
gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat di pisahkan dengan cara lain.
Dasar kromatografi adalah perbedaan daya serap suatu zat dengan zat lainnya.
Jika campuran komponen campuran (misalnya A,B dan C) dialirkan dengan suatu
pelarut melalui padatan tertentu, maka A, B dan C akan bergerak dengan
kecepatan berbeda, karena daya serap padatan itu terhadap komponen tidak sama.
Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen atau fase
gerak, sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut adsorpen atau fase
tetap. Syarat eluen harus dapat melarutkan semua komponendan dapat mengalir,
maka berupa cairan atau gas. Eluen dapat berupa Zat murni atau campuran,
misalnya ter murni atau alcohol 50%.
Komponen
paling kuat diserap oleh adsorben akan mengalir paling lambat (yaitu A) dan
sebaliknya yang diserap paling rendah akan mengalir paling cepat (yaitu B),
sedangkan daya serap terhadap C berada diantara A dan B. Semakinlama proses
mengalir semakin jauh jarak antara komponen dan semakin sempurna pemisahan,
tetapi diperlukan tabung yang panjang serta eluen dan adsorben yang banyak.
Komponen
dapat dipisahkan dari komponen lain dengan mendorong adsorben keluar dan
dipotong berdasarkan komponennya. Tiap potongan dimasukan ke dalam pelarut dan
disring untuk memisahkan adsorben, dan larutan akan mengandung satu komponen.
Komponen dapat dipisahkan dari pelarut dengan teknik detilasi atau rekristalisasi.
Berdasrkan
jenis eluen dan adsorbennya, kromatografo dapat dibadi menjadi empat cara,
yaitun kromatografi kolom, kertas,lempeng tipis, dan gas.
Kromatografi
kolom adalah kromatografi yang adsorbennya di masukan ke dalam tabung (pipa)
kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk tepung, contohnya alumina,
setelah pemisahan masing-masing komponen kromatografi terdapat di daerah
tertentu dalm tabung.
Kromatografi
kertas adalah jenis kromatografi yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya
dan zat cair sebagai eluennya. Teknik pemisahan, campuran komponen diteteskan
pada kertas (yang dipakai adlah kertas kromatografi) dengan pipet kecil,
misalkan pada dua titik p dan q tidak terbenam kertas digantungkan supaya
stabil dan di biarkan agar eluan naik perlahan sambil membawa komponen yang
terdapt pada p dan q tadi. Akhirnya akan terlihat komponen terpisah satu sama lain, karena perbedaan
daya serapnya pada kertas.
Kromatografi
lempeng tipis (KLT) menggunakan lempeng tipis (seperti kaca atau lempengan logam)
yang di lumuri padatan sebagai adsorben dan dikeringkan. Setelah itu lempengan
ditetesi campurab yang akan dipisahkan dan dimasukan ke dalam bejana yang
berisi eluen, seperti pada kromatogrfi kertas.
Kromatogrfi
gas adalah kromatogrfi yang mengunakan gas sebagai eluennya, sedangkan komponen
di dalam alat akan diubah menjadi gas dan mengalir bersama eluen. Kecepatan
mengalir komponen akan berbedadan mengakibatkan terpisahnya komponen yang satu
dengan yang lain.
Dalam
teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari bebagai macam komponen
di tempatkan dalam situasi dinamis dalam system yang terdiri dari fase diam dan
fase gerak. Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada gerakan relatif
dari masing-masing komponen diantara kedua fase tersebut. Senyawa atau komponen
yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat
dari pada komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaab gerakan antara komponene
yang satu dengan yang lain disebabkan olehn perbedaan dalam adsorben, partisi,
kelarutan atau penguapan diantara dua fase. Jika perbedaan-perbedaan ini cukup
besar maka akan terjadi ppemisahan secara sempurna. Oleh karena itu dalam
kromatogrfi pemilihan terhadap fase gerak maupun fase diam perlu dilakukan
dengan sedemikian rupa sehingga semua komponen bias bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda agarv dapat terjadi proses pemisahan.
Kromatografi
dapat di golongkan berdasarkan pada jenis fase-fase yang digunakan. Dalam
kromatogrfi fase gerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat
berupa zat padat atau zat cair, maka berdasarkan fase bergerak-fase diam
terdapat empat macam system kromatogrfi, yaitu : kromatogrfi gas-cair,
kromatogrfi gas-padat, kromatogrfi cair- padat dan kromatogrfi cai-cair.
Dalam
kromatografi hubungan suatu molekul komponen sampel yang tertahan atau
terditribusi diantara fase diam dan fase gerak dapat di tulikan dalam berbagai
istilah. Istilah-istilah yang sering dijumpai dalam kromatogrfi adalah :
-
Kesetimbangan ditribusi = Kesetimbangan
yang terjadi pada kromatogrfi bersifat dinamis. Molekul sampel atau zat
terlarut berada bolak-balik diantara fase diam dan fase gerak, sehingga
konsentrasi rata-ratanya mengikuti hokum dinamis.
-
Faktor Retardasi (Rf),
merupakan parameter karakteristik kromatogrfi kertas dan kromatogrfi lapis
tipis. Harga Rf merupakan
ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatogrfi dan pada kondisi tetap
merupakan besaran karakteristik dan reproduksibel.
-
Fraksi waktu ( R ), tinggal molekul
dalam fase gerak dinyatakan sebagi pebandingan jumlah molekul dalam fase gerak
terhadap jumlah molekul total.
Kromatografi
kolom adalah yang menggunakan kolom sebagai alat untukmmemisahkan
komponen-komponen dalm campuran, Alat tersebut merupakan pipa gelas yang
dilengkapi denga suatu keran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair. Ukuran kolom tergantung dari
banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan dimeter
kolom sekitar 1 : 8, sedangkan jumlah penyerapnya adalah 25-30 kali berat bahan
yang akan dipisahkan. Meskipun tersedia berbagai macam kolom dari bahan gelas,
namun kadang-kadang buret juga dapat digunakan.
Pemisahan
kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran
dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam.
Kromatografi
kolom adsorpsi didasarka pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan
afinitas yang berbeda-beda. Kromatografi kolom adsorpsi di dasarkan pada
adsorpsi. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat,
substrat padat bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fasa
cair. Fase bergeraknya antara molekul-molekul kompnen dan pelarut terjadi
kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses
dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa sat di permukaan adsorben
dan masuk kembali pada fase gerak.
Untuk
memisahkan campuran, kolom yang dipilih sesuai dengan isi dengan bahan penyerap
seprti alumina dalm keadan kering atau di buat seperti bubur dalam pelarut.
Pengisian dilakukan dengan bantuan batang pemanpat (pengaduk) untuk memanpatkan
adsorben dan gelas wool pada dasar kolom. Pengisian harus dilakukan secara
hati-hati dan sepadat mungkin agar rata sehinng terhindar dari
gelembung-gelembuna udara. Untuk memebantu homogenitas pengepakan biasanya
setelah kolom diisi divibrsi, diketok-ketok atau di jatuhkan lemah pada pelat
kayu.
Pembentukan
zona pada kromatografi kolom, haruslah sedemikian rupa sehingga bagian zat dari
zat yang sama meninggal fase diam pada berbagai waktu yang bebeda. Waktu ini
mengikuti distribusi statistic sesia hokum gauss. Keseimbangan yang terjadi
selalu akan terganggu kembali oleh fase gerak yang melewati adsorben.
Selanjutnya akan terjadi adsorpsi dan desorpsi berkali-kali sehingga terbentuk
zona yang tanjam yang akan bergeser ke bawah kolom.
Hasil
pemisahan diantaranya di pengruhi oleh pemilihan terhadap kedu fase yang
digunakan. Fase diam harus berukuran partikel seragam, bersifat inert terhadap
zat uji dan cukup aktif sehingga memungkan perambatan zat uji. Adanya zat
pengotor dapat menyebabkan adsorpsi tidak revisibel atau tailing pada senyawa
yang akan dipisahkan. Pemisahan yang lebih baik akan diperoleh dengan mengolah
terlebih dahulu adsorben yang satu senyawa yang dapat teradsorpsi.kuat. Dalam
pemilihan adsorben dan fase gerak, sebagai dasar dapat digunakan adsorben yang polaritasnya sama dengan zat
uji sedangkan fase gerak polaritasnya berlawanan .
Salah
satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai
peralatan yang paling dasar adalah kromatografi lapis tipis preperatif,
walaupun dapat memisahkan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaian dalam
jumlah milligram, KLTP bersama-sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih di
jumpai dalm sebagian besar publikasi mengenai isolasi bahan alam, terutama
dalam laboratorium yang tidak dilengkapi dengan cara pemisahan modern. Akan
tetapi seperti yang akan diterangkan kemidian, terdapat banyak masal pada KLTP.
Pada
KLTP dapat di buat sebdiri atau dapt di beli dengan sudah berlapis penyerap.
Keuntungan membuat pelat sendiri adalah ketebalan dan susunan lapisan dapat
kita atur sendiri. Jadi, perak nitrat, senyawa dapar, dsb dapat dicampur dengan
penjerap.
KLTP
klasik mempunya beberapa kekurangan, kekuranga yang utama adalah pengambilan
senyawa dari pelat yang dilanjutkan dengan pengekstrksian dari penyarap. Jika
senyawa beracun harus dikerok dari pelat dapt menimbulkan masalah yang serius.
Kekurangan yang lainnya adalah jangka waktu yang diperlukan untuk pemisahan dan
adanya pencemar dan sisa dari pelat sendiri setelah pengeksterksian pita yang
mengandung senyawa yang dipisahkan dengan pelarut.
UNtuk
mengatasi beberapa masalah tersebut, beberapa pendekatan yang melibatkan
kromatografi setrifugal telah di coba, pada perinspnya kromatografi sentrifugal
adalah kromatografi klasik dengan aliran fase gerak yang dipercepatoleh gaya
sentrifugal.
KLTP
telah menjadi cara pilihan yang cepat untuk memisahkan campuran yang mengandung
sekitar 100 mg cuplikan. Daya pisah lebih jelek dari pada daya pisah KLTP
tetapi kondisi kerja sederhana dan pemisahan cepat.Keuntungan utamanya jika
dibandingkan dengan KLTP adalah bahwa pengelusian hasil pemisahan tidak perlu mengerok
lapisan. Perbaikan lebih lanjut sedang dan akan dilakukan tetapi hendaknya hal
itu tidak mengubah kesederhanaan cara ini. Cara penumpulan pengelusi dapat di
tingkatkan dan pemakaian KLT akan lebih luas jika banyaknya penyerap yang
disapukan pada pelat.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
- Gelas kimia
- Pipet tetes
- Penjepit Tabung
- Oven
- Penggaris
- Pensil
- Pulpen
-
Beker Gelas
3.1.2 Bahan-bahan
- Kertas Saring
- Ekstrak Pandan
- Ekstrak Mawar
- Tinta Cumi
- Spidol Merah
- Spidol Hijau
- Spidol biru
- Akuades
- Etanol
-
Dietil Eter
3.2
Prosedur Percobaan
- Di potong kertas saring berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 10 cm X 7 cm.
- Diberi garis sekitar 1 cm
dari batas bawah kertas dan batas atas kertas.
- Diberi noda (titik) hijau, biru, merah, ekstrak
mawar, eksterak pandan, dan tinta cumi pada garis batas bawah kertas.
- Dimasukan kertas tersebut ke dalam gelas beker
yang telah berisi akuades yang tinnginya sekitar 0,5 cm.
- Di biarkan air merembes naik hingga 1 cm dibawah
batas atas kertas, setelah itu diambil dan dikeringkan.
- Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen
noda yang di pisahkan, lalu hitung harga Rf dari masing-masing noda.
-
Ulangi langkah tersebut untuk larutan etanol.
-
Ulangi langkah tersebut untuk larutan Dietil eter.
BAB
4
MEDOLOGI
PERCOBAAN
4.1
Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1
|
Dalam
Akudes
-
Di potong kertas saring persegi
panjang 10 x 7 cm dari batas bawah kertas
-
Diberi garis sekitar 1 cm dari batas bawah.
- Diberi noda (titik) hijau, biru, merah,
ekstrak mawar, ekstrak pandan, dan tinta cumi.
- Dimasukan kertas tersebut kedalam gelas
kimia yang telah yang telah diisi akuades yang tingginya sekitar 0,5 cm.
- Dibiarkan akudes merembes naik hingga 1 cm
batas atas kertas di ambil dan di keringkan.
- Di ukur jarak yang di tempuh pelarut dan
komponen noda yang dipisahkan.
- Di
hitung harga Rf dari masing-masing noda.
|
-
Ektrak mawar merembes naik 6,7 cm (Rf = 0,84)
-
Tinta cumi merembes naik 2,4 cm (Rf = 0,3)
-
Ekstrak pandan merembes naik 1,5 cm (Rf = 0,19)
-
Pelarut akudes merembes naik 8 cm
-
Spidol merah merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
-
Spidol Hijau merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
-
Spidol biru merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
|
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
2
3
|
Dalam
Etanol
-
Di potong kertas saring persegi
panjang 10 x 7 cm dari batas bawah kertas
-
Diberi garis sekitar 1 cm dari batas bawah.
- Diberi noda (titik) hijau, biru, merah,
ekstrak mawar, ekstrak pandan, dan tinta cumi.
- Dimasukan kertas tersebut kedalam gelas kimia
yang telah yang telah diisi etanol yang tingginya sekitar 0,5 cm.
- Dibiarkan etanol merembes naik hingga 1 cm
batas atas kertas di ambil dan di keringkan.
- dipisahkan.
- Di hitung harga Rf dari masing-masing noda.
Dalam
Dietil Eter
-
Di potong kertas saring persegi
panjang 10 x 7 cm dari batas bawah kertas
-
Diberi garis sekitar 1 cm dari batas bawah.
- Diberi noda (titik) hijau, biru, merah,
ekstrak mawar, ekstrak pandan, dan tinta cumi.
- Dimasukan kertas tersebut kedalam gelas kimia
yang telah yang telah diisi dietil eter yang tingginya sekitar 0,5 cm.
- Dibiarkan dietil eter merembes naik hingga 1
cm batas atas kertas di ambil dan di keringkan.
- Di ukur jarak yang di tempuh pelarut dan
komponen noda yang dipisahkan.
Di hitung harga Rf dari masing-masing noda.
|
-
Pelarut etanol merembes naik 6,3
cm
-
Ekstrak pandan merembes naik 3,8
cm (Rf = 0,6)
-
Ekstrak mawar merembes naik 4,6
(RF = 0,7)
-
Tinta cumi merembes naik 0,5 cm
(Rf = 0,08)
-
Spidol merah merembes naik 3,9 cm
(Rf = 0,62)
-
Spidol biru merembes naik 0 cm
(Rf = 0 cm)
-
Spidol Hijau merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
-
Pelarut dietil eter merembes naik
5 cm
-
Ekstrak pandan merembes naik 4,5
cm (Rf = 0,9)
-
Ekstrak mawar merembes naik 4,2
(RF = 0,84)
-
Tinta cumi merembes naik 0 cm (Rf
= 0)
-
Spidol merah merembes naik 0 cm
(Rf = 0)
-
Spidol biru merembes naik 0 cm
(Rf = 0 cm)
-
Spidol Hijau merembes naik 0 cm (Rf = 0 cm)
|
4.2 Perhitungan
- Dalam Akuades = 8 cm
-
Ekstrak
Mawar = 6,7 cm -
Spidol Merah = 0 cm
-
Tinta
Cumi = 2,4 cm -
Spidol Hijau = 0 cm
-
Ekstrak
Pandan = 1,5 cm -
Spidol Biru = 0 cm
-
Dalam Etanol = 6,3 cm
-
Ekstrak Pandan = 3,8 cm -
Spidol Merah = 3,9 cm
-
Ekstrak
Mawar = 4,6 cm -
Spidol Hijau = 0 cm
-
Tinta
Cumi = 0,5 cm -
Spidol Biru = 0 cm
-
Dalam
Dietil Eter = 5 cm
-
Ekstrak Pandan = 4,5 cm -
Spidol Merah = 0 cm
-
Ekstrak
Mawar = 4,2 cm -
Spidol Hijau = 0 cm
-
Tinta
Cumi = 0 cm -
Spidol Biru = 0 cm
4.3 Pembahasan
Prinsip dari percobaan kromatografi
adalah pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari
komponen campuran antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak Karena perbadaan
sifat kepolaran antara fase gerak dengan noda cuplikan yang akan dipisahkan.
Pembagian kromatografi yang didasarkan
pada jenis fase yang terlibat dapat di bedakan menjadi :
-
Kromatografi gas – cair, bila fase
geraknya berupa gas dan fase dimnya berupa cairan yang di lapiskan pada padatan
pendukung inert.
-
Kromatografi gas – padat, bila fase
geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap.
-
Kromatograficair – cair, bila fase
geraknya dan fase diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada
permukaan padatan yang inert.
-
Kromatografi cair – padat, bila fase
geraknya berupa cair dan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat
menyerat.
Pembagian
kromatografi berdasarkan pada teknik yang digunakan digolongkan menjadi :
-
Kromatografi kolom, apabila komponen
yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak memlalui sebuah kolom kemudian
setiap komponen terpisahkan berupa zona-zona pita.
-
Kromatografi planar (Kromatografi lapis
tipis dan Kromatografi kertas ), Apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak
bersama fase gerak dalam sebuah bidang datar, senyawa yang bergerak berupa
bentuk noda yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika, kimia, maupun biologis.
Kromatografi
kertas diperkenalkan oleh consden, Gordon dan martin (1944), yang menggunakan
kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang
mempunyai afinitas besar tehadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorpsikan
pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog
dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak
sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas. Cairan fase
bergerak bisanya berupa campuran dari pelarut organic dan air, akan menglir
membawa noda cuplikan yang didepositkan dengan ketas dengan kecepatan berbeda.
Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam
dan fase gerak.
Fase
diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak dapat berupa
zat cair atau gas. Pada percobaan yang dilakukan fase diam terletak pada tinta
cumi, hijau, biru, merah, ekstrak pandan, ekstrak mawar. Sedangkan fase
geraknya berupa akudes, etanol, dietil etet.
Pada
percobaan Kromatografi kertas didalan larutan akudes, ektrak mawar, ekstrak
pandan, dan tinta cumi merembes naik pada kertas saring. Sedangkan pada larutan
etanol yang merembes naik lebih banyak lagi, yaitu ekstrak pandan, ekstrak
mawar, tinta cumi dan spidol merah. Dan pada larutan dietil eteryang merembes
naik hanya ektrak mawar dan ektrak pandan.
Aplikasi
kromatogrfi adalah :
-
Dibidang farmasi dalam camruran
antibiotic, sedative, steroid, analgesic.
-
Kromarografi kertas telah banyak
diaplikasikan dan dikembangkan untuk dentifikasi zat-zat anorganik,
anorganik,dan campuran biokimia.
-
Kromatografi lapis tipis telah banyak
dipakai terutama untuk identifikasi komponen-kompoenobat-obatan, preparat
biokimia dan produk-produk alam.
-
Kromatografi
adsorpsi sering digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic.
-
HPLC dengan Kromatografi adsorpsi banyak
digunakan dalam indutri parmasi dan pestisida.
-
KLT digunakan untuk memeriksa adanya zat
pengotor dalam pelarut.
-
Dibidang kimia forensic dalam campuran
obat bius, racu , alcohol, dan narkotik.
-
Kromatografi afinitas sangat luas
digunakan dalam ilmu-ilmu biologi dan bioteknologi, misalnya untuk
mengeleminasi zat-zat yang tidak dikehendaki dari darah organisme hidup.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Kromatografi adalah :
-
Kehadiran ion lain, misalnya danya
klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan larutan-larutan nitrat.
-
Keasaman larutan aslinya
-
Waktu melakukan percobaan
-
Adanya katio-kation lain dan
konsentrasinya.
Sifat-sifat
dari kepolaran noda adalah :
-
Tinta hitam dan tinta biru bersifat non
polar
-
Tint merah, ekstrak mawar dan ekstrak
pandan bersifat semi polar.
-
Tinta cumi bersifat polar.
BAB
5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pemisahan kromatogrfi dengan teknik
kromatografi yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa :
-
Kromatografi adalah salah satu jenis
pemisahan. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud,
baik padat, cair, maupun gas.
-
Pada Kromatografi terdapat teknik
pemisahan dengan menggunakan media ketar saring. Kertas saring di beri noda dan
dilarutkan pada larutan yang ada, misalnya akudes atau etanol.
-
Suatu campurab dapat dipisahkan melalui
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam adalah tinta hijau, tinta
merah, tinta biru dan tinta cumi.
5.2 Saran
Hendaknya metode yang digunakan tidak hanya pada kromatografi
kertas saja tetapi juga menggunakan jenis-jenis metode Kromatografi yang
lainnya seperti kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis, sehingga
praktikan dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang metode kromatografi
yang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hostettmann, k . 1986 . Cara
Kromatografi Preparatif . Bandung : ITB
S, Syukri . 1999 . Kimia Dasar I
. Bandung : ITB
Yazid, E . 2005 . Kimia Fisika Untuk
Paramedis . Andi : Yogyakarta
artikel nya sangat bermanfaat :) kunjungi juga blog saya http://sahabatpenasains.blogspot.com/
ReplyDelete