BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Analisa
kimia adalah penyelidikan yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan
atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Analisa kimia terdiri dari
analisa kualitatif, yaitu penyelidikan mengenai kadar unsur atau ion yang
terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Suatu senyawa dapat diuaraikan
menjadi anion dan kation. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Dalam metode analisa, analisis kualitatif dapat digunakan beberapa
pereakasi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi
ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
Analisa
kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana
kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan ekstraksi. Analisa
campuran kation-kation memerlukan
pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti
masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya.
Oleh
karena itu pada praktikum kali ini akan dilakukuan percobaan dengan menganalisa
beberapa larutan cuplikan dimana pengujian dilakukan dengan mereaksikan larutan
cuplikan dengan pereaksi selektif, spesifik, dan sensitif agar dapat diketahui
logam apa yang terdapat pada larutan cuplikan.
1.2
Tujuam
Percobaan
-
Mengetahui pereaksi selektif
yang digunakan pada golongan I dan golongan II
-
Mengetahui perbedaan
kation Hg22+ dengan Hg2+
-
Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan
-
Mengetahui hasil reaksi
golongan I terhadap HCl
-
Mengetahui pereaksi
sensitif pada percobaan analisa kation ini
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Analisa Kualitatif
Analisis
kualitatif adalah metode analisis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
kandungan suatu unsur kimia pada suatu zat yang tidak diketahui komposisinya
(Harvey, 2000). Analisis kualititatif merupakan metode efektif yang dapat
digunkan untuk mempelajari kandungan suatu larutan. Metode analisis kualitatif
menggunakan pereaksi golongan/selektif dan pereaksi spesifik.Penggunaan
pereaksi ini bertujuan untuk mengetahui kation dan anion yang terdapat dalam
suatu larutan (Patnaik, 2004).
Reaksi
yang terjadi dalam metode analisis kualitatif dapat digolongkan menjadi reaksi
spesifik, reaksi sensitif, dan reaksi selektif. Reaksi spesifik adalah reaksi
khas yang merupakan reaksi antara bahan tertentu dengan pereaksi spesifik untuk
bahan tersebut. Contoh reaksi ini adalah reaksi pada metode spot test. Reaksi
sensitif adalah reaksi peka yang mampu menunjukkan keberadaan bahan yang hanya
berjumlah sedikit sekali tetapi sudah tampak hasilnya dengan jelas. Reaksi
selektif adalah reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-beda
atas suatu pereaksi serta dapat berfungsi untuk memisahkan golongan yang
berbeda. Contoh dari reaksi selektif dapat dilihat pada uji golongan klorida
dimana reaksi selektif yang terjadi dapat memisahkan ion golongan klorida
dengan ion lainnya (Harjadi 1989).
2.2
Golongan Kation
Reagensia
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah:
1. HCl
2. H2S
3. (NH4)2S
4. (NH4)2CO3
Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen sia ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfat dan karbonat dari kation tersebut. Kelima
golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai
berikut:
a.
Golongan I
Kation
golongan I : Timbel (II), Merekurium (I), dan Perak (I)
Pereaksi
golongan : Asam klorida encer (2M)
Reaksi
golongan : endapan putih timbale
klorida (PbCl2), Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2), dan
perak klorida (AgCl)
Kation golongan I
membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun timbale klorida sedikit larut
dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa
itu diendapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam
bersama-sama kation golongan II nitrat dari kation-kation golongan I sangat
mudah larut diantara sulfat -sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak
sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua
zat diatas. Bromide dan iodida juga tidak larut. Sedangkan pengendapan timbal
halida tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali larut dalam air
panas.sulfida tidak larut asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak
asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat
akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen.tetapi pada reagensia
berlebih, ia dapat bergerak dengan bermacam-macam cara dimana ada perbedaan
dalam sifat-sifat zat ini terhadap ammonia ( Svehla, 1985 ).
b. Golongan
II
Kation
golongan II : Merkurium (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II), cadmium
(II), arsenic (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)
Reagensia
golongan : hydrogen sulfide (gas atau larutan-air jenuh)
Reaksi
golongan : endapan-endapan dengan
berbagai warna HgS (hitam), PbS (hitam), Bi2S3 (coklat), As2S3
(kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (coklat)
dan SnS2 (kuning).
Kation-kation golongan II dibagi menjadi
2 sub golongan, yaitu sub. Golongan tembaga dan sub. Golongan arsenic. Dasar
pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polisulfida sub.
Golongan tembaga tidak larut dalam reagensia ini. Sulfide dari sub. Golongan
arsenic melarut dengan membentuk garam tio ( Svehla, 1985 ).
c.
Golongan III
Kation golongan III : Fe2+,
Fe3+, Al3+, Cr3+, Cr6+, Ni2+,
Cu2+, Mn2+, dan Mn7+, Zn2+.
Reagensia golongan : H2S(gas/larutan air jenuh) dengan adanya
ammonia dan ammonium klorida atau larutan
ammonium sulfide
Reaksi golongan : endapan dengan berbagai warna FeS (hitam),
Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3 (hijau), NiS (Hitam), CoS
(hitam), MnS (merah jambu), dan Zink sulfat (putih)
Logam golongan ini tidak diendapkan oleh
reagensia golongan untuk golongan I dan II tetapi semua diendapkan dengan
adanya ammonium klorida oleh H2S dari larutan yang telah dijadikan
basa dengan larutan ammonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali Al3+
dan chromium yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidroksida yang
sempurna dari sulfida dalam larutan air, besi, aluminium, dan kromium (sering
disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia
dengan adanya ammonium klorida, sedangkan logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam
larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfide oleh H2S. maka golongan
ini bisa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, mangan dan zink) atau
golongan IIIB (Svehla, 1985).
d. Golongan
IV
Kation
golongan IV : Barium, Stronsium, dan Kalsium
Reagensia
golongan : terbentuk endapan putih
Reaksi
golongan : terbentuk endapan putih
Sifat-sifat
dari reagensia yang digunakan pada golongan IV adalah tidak berwarna dan memperlihatkan reaksi basa,
terurai oleh asam-asam (terbentuk gas CO2),
harus dipakai pada suasana netral/sedikit basa. Kation-kation golongan IV tidak
bereaksi dengan reagen HCl, H2S, ataupun ammonium sulfide, sedang dengan
ammonium karbonat (jika ada ammonia atau ion ammonium dalam jumlah yang sedang)
akan terbentuk endapan putih (BaCO3, SrCO3, CaCO3)
(Svehla, 1985).
e.
Golongan V
Kation
golongan V : Magnesium, Natrium, Kalium
dan Amonium
Reagensia
golongan : tidak ada reagen yang umum
untuk ketiga golongan V ini
Reaksi
golongan : Tidak bereaksi dengan HCl, H2S,
(NH4)2S, atau (NH4)2CO3
Reaksi-reaksi
khusus dan uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion-ion dan kation
golongan ini. Mg memperlihatkan reaksi-reaksi yang serupa dengan reaksi-reaksi dari golongan keempat. Magnesium karbonat
dengan adanya garam ammonium dapat larut. Reaksi magnesium tak akan mengendap
bersama kation golongan IV. Reaksi ion ammonium sangat serupa dengan
reaksi-reaksi ion kalium, karena jari-jari ion dari kedua ion ini hampir sama
(Svehla, 1985).
2.3
Prinsip Pokok Teknik Analisa Kualitatif
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah
mengolah dan menganilisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik,
teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif
dibagi dalam lima langkah, yaitu :
1.
Membuat kategori
Cara
ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang ada sehingga peneliti
dapat menentukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang
tidak sesuai.
2. Membuat
kategori
Menentukan
tema dan pola, langkah kedua adalah menentukan kategori yang merupakan proses
yang cukup rumit karena peneliti harus mempu mengelompokkan data yang ada ke
dalam suatu kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data
menjadi terlihat secara jelas.
3. Menguji
hipotesa
Menguji
hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang ada stelah proses pembuatan
kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan berkembangannya suatu
hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data.
4. Mencari
eksplanasi alternatif data
Proses
berikutnya adalah peneliti emeberikan keterangan yang masuk akal dengan data
yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada
hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut.
5. Menulis
laporan
Penulisan
laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam
laporan ini peneliti harus mapu menuliskan kata-kata frasa dan kalimat serta
penertian secara tepat yang dapat digunakan untuk mendekripsikan data dan hasil
analisanya (Underwood, 1993).
2.4
Kelarutan
Kelarutan
adalah sifat fisik yang merujuk pada kemampuan substansi untuk larut dalam
suatu larutan. Kelrutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang
larut dalam suatu pelarut. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Cotohnya adalah etanol dalam air, hingga sulit larut seperti perak klorida
(AgCl2) dalam air. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelrutan adalah
sebagai berikut :
1.
Temperatur
Untuk
pelarut zat padat, kelarutan meningkat seiring kenaikan suhu, sedangkan untuk
gas perilakunya lebih unik.
2. Pelarut
Kebanyakan
garam anorganik lebih dapat larut dalam air daripada pelarut organik. Ion-ion
dalam kristal tidak memiliki gaya tarik yang besar terhadap molekul pelrut
organik. Oleh karena itu, biasanya kelrutannya lebih rendah dibandingkan
kelarutannya dalam air.
3. Efek
ion sekutu
Suatu
endapan umunya dapat lebih larut dalam air murni daripada suatu larutan yang
mengandung salah satu ion endapan.
4. Pengaruh
pH
Ion
hidrogen yang bersenyawa dengan anion suatu garam untuk membentuk asam lemah dengan demikian meningkatkan garam itu.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Sikat tabung
3.1.2 Bahan-bahan
-
Ag+
-
Pb2+
-
Hg2 2+
-
Cu2+
-
Cd2+
-
Hg2+
-
HCl 6 N
-
K2CrO4
-
Na2S
-
K4Fe(CN)6
-
KCN
-
KI
-
Aquadest
-
Kertas label
-
Tisu gulung
3.2
Prosedur Percobaan
3.2.1 Golongan I
a. Ag+
ditambah HCl 6 N
-
Dicuci tabung reaksi dan pipet tetes dengan
aquadest.
-
Dimasukkan Ag+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur HCl 6 N.
-
Dimasukkan HCl 6 N
kedalam tabung reaksi berisi Ag+.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
b. Ag+
ditambah K2CrO4
-
Dicuci tabung reaksi dan pipet tetes dengan
aquadest.
-
Dimasukkan Ag+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur K2CrO4
-
Dimasukkan K2CrO4
kedalam tabung reaksi berisi Ag+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
c. Pb2+
dengan HCl 6 N
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Pb2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur HCl 6 N
-
Dimasukkan HCl 6 N
kedalam tabung reaksi berisi Ag+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
d. Pb2+
dengan Na2S
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Pb2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur Na2S
-
Dimasukkan Na2S
kedalam tabung reaksi berisi Pb2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
e. Pb2+
ditambah K2CrO4
-
Dicuci tabung reaksi dan pipet tetes dengan
aquadest.
-
Dimasukkan Pb2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur K2CrO4
-
Dimasukkan K2CrO4
kedalam tabung reaksi berisi Pb2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
f. Hg2
2+ dengan HCl 6 N
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Hg2 2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur HCl 6 N
-
Dimasukkan HCl 6 N
kedalam tabung reaksi berisi Hg2 2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
g. Hg2
2+ dengan KI
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Hg2 2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur KI.
-
Dimasukkan KI kedalam
tabung reaksi berisi Hg2 2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
3.2.2
Golongan II
a. Cu2+
dengan Na2S
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Cu2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur Na2S
-
Dimasukkan Na2S
kedalam tabung reaksi berisi Cu2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
b. Cu2+
dengan K4Fe(CN)6
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Cu2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur K4Fe(CN)6.
-
Dimasukkan K4Fe(CN)6
kedalam tabung reaksi berisi Cu2+
.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
c. Cd2+
dengan Na2S
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Cd2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur Na2S.
-
Dimasukkan Na2S
kedalam tabung reaksi berisi Cd2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
d. Cd2+
dengan KCN
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Cd2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur KCN.
-
Dimasukkan KCN kedalam
tabung reaksi berisi Cd2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
h. Hg
2+ dengan Na2S
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Hg 2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur Na2S.
-
Dimasukkan Na2S
kedalam tabung reaksi berisi Hg 2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
i.
Hg 2+
dengan KI
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Hg 2+
ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes, diamati warna mula-mulanya
sebelum dicampur KI.
-
Dimasukkan KI kedalam
tabung reaksi berisi Hg 2+ .
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Ø Golongan I
a.
Ag+
1. Ag+
ditambah HCl 6 N
-
Dimasukkan Ag+
ke dalam tabung reaksi.
-
Dimasukkan HCl 6 N
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
2. Ag+
ditambah K2CrO4
-
Dimasukkan Ag+
ke dalam tabung reaksi
-
Ditambah K2CrO4
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
b.
Pb2+
1. Pb2+
dengan HCl 6 N
-
Dimasukkan Pb2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan HCl 6 N.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
2. Pb2+
ditambah K2CrO4
-
Dimasukkan Pb2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Dimasukkan K2CrO4.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
3. Pb2+
dengan Na2S
-
Dimasukkan Pb2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan Na2S.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
c.
Hg2
2+
1. Hg2
2+ dengan HCl 6 N
-
Dimasukkan Hg2 2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan HCl 6 N.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
2. Hg2
2+ dengan KI
-
Dimasukkan Hg2 2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan KI.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
|
-
Warna larutan menjadi
putih dan terdapat endapan putih setelah ditambah HCl.
-
Setelah ditambah K2CrO4
warna larutan menjadi merah bata.
-
Warna larutan tetap
bening.
-
Warna larutan setelah
ditambah K2CrO4 menjadi warna kuning.
-
Warna larutan hitam
dan terdapat endapan.
-
Warna larutan tetap
bening.
-
Warna larutan tetap
bening.
|
Ø Golongan II
a. Cu2+
1. Cu2+
dengan Na2S
-
Dimasukkan Cu2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan Na2S.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
2. Cu2+
dengan K4Fe(CN)6
-
Dimasukkan Cu2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan K4Fe(CN)6
.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
b. Cd2+
1. Cd2+
dengan Na2S
-
Dimasukkan Cd2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan Na2S.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
2. Cd2+
dengan KCN
-
Dicuci tabung reaksi
dan pipet tetes dengan aquadest.
-
Dimasukkan Cd2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan KCN.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
c. Hg2+
1. Hg
2+ dengan Na2S
-
Dimasukkan Hg 2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan Na2S.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.
2. Hg
2+ dengan KI
-
Dimasukkan Hg 2+
ke dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan KI.
-
Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi
|
-
Terdapat endapan
hitam setelah ditambah Na2S.
-
Terdapat endapan
merah kecoklatan
-
Warna larutan menjadi
kuning setelah ditambah Na2S.
-
Warna larutan tetap
bening.
-
Warna larutan menjadi
hitam setelah ditambah Na2S.
-
Warna larutan
menjadi orange setelah ditambah KI.
|
4.2 Reaksi
4.2.1
Reaksi kation golongan
I
a.
Ag+
-
Ag+
+ HCl AgCl
+ H+
(endapan putih)
-
2Ag+
+ K2CrO4 AgCrO4 + 2
K+
(endapan merah bata)
b.
Pb2+
-
Pb
(NO3)2 + 2 HCl
PbCl2 + 2 HNO3
(endapan
putih)
-
Pb2+
+ Na2S PbS + 2 Na+
(endapan hitam)
-
Pb
(NO3)2 + K2CrO4 PbCrO4 + 2 KNO3
(endapan
kuning)
c.
Hg22+
-
Hg22+
+ HCl Hg2Cl2 + 2 H+
(endapan putih)
-
Hg22+
+ KI Hg2Cl2 + 2 K+
(endapan
hijau)
4.2.2
Reaksi kation golongan
II
a.
Cu2+
-
CuSO4
+ Na2S CuS + Na2SO4
(endapan hitam)
-
2
CuS + K4Fe(CN)6 CuFe(CN)6 + 2K2S
(endapan merah kecoklatan)
b.
Cd2+
-
Cd2+
+ Na2S CdS + 2 Na+
(endapan hitam)
-
Cd2+
+ KCN Cd(CN)2 + 2 K2S
(endapan kuning)
c.
Hg2+
-
HgSO4
+ Na2S HgCl + Na2SO4
(endapan hitam)
-
HgS
+ 2 KI HgI2 + K2S
4.3 Pembahasan
Kimia analisa adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara penganalisaan zat kimia yang terdapat didalam suatu
senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya. Kimia
analisa ada 2 macam yaitu analisa kuntitatif dan analisa kualitatif. Analisa
kuantitatuf adalah analisa yang dilakukan untuk mengetahui jumlah atau kadar
suatu unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal ataupun campuran.
Contohnya dari anlisa kuntitatif adalah penetuan kadar kalsuim secar
permanganometri, dengan metode ini kita dapat mengetahui kadar kalsium pada
suatu sampel. Sedangkan anilsa kulitatif adalah analisa yang dilakukan untuk
mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat pada suatu sampel. Contohnya
analisa kulitatif adalah analisa kation. Analisa kation yang dilakukan dengan
perekasi selektifnya kita dapat mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat
pada suatu sampel.
Reaksi yang terdapat dalam metode analisa
kualitatif dapat digolongkan menjadi rekasi spesifik, reaksi sensitif, dan
reaksi selektif. Reaksi spesifik adalah reaksi yang khas yang merupakan reaksi
antara bahan tertentu dengan pereaksi spesifik untuk bahan tersebut. Contohnya
reaksi ini adalah ketika Ag+ direaksi dengan K2CrO4
yang menghasilkan endapan merah bata dan Pb2+ direaksikan dengan K2CrO4
yang menghasilkan warna kuning. K2CrO4 merupakan pereaksi
spesifik karena peraksi tersebut memberikan warna yang khas untuk setiap
kation-kation. Reaksi sensitif adalah reaksi yang peka yang mampu menujukkan
keberadaan bahan yang berjumlah sedikit sekali tetapi sudah tampak hasilnya
dengan jelas. Contoh dari reaksi ini adalah Hg2+ ditambah dengan
sedikit KI sudah memberikan warna orange. Reaksi selektif adalah reaksi yang
terjadi atas sekelompok bahan yang berbda-beda atas suatu perekasi serta dapat
berfungsi untuk memisahkan golongan yang berbeda. Contoh dari reaksi selektif
dapat dilihat dari uji golingan klorida dimana reaksi selektif yang terjadi
dapat memisahkan ion golongan klorida dnegan ion golongan lainnya.
Dari hasil percobaan analisa kation
golongan I Ag+ ditambah HCl 6 N menghasilkan warna putih dan endapan
putih. Disini HCl bertindak sebagai pereaksi selektif. Sedangkan apabila Ag+
ditambah dnegan K2CrO4 akan menghsailkan endapan merah
bata. Larutan K2CrO4 berfungsi sebagai perekasi spesifik.
Pb2+ ditambah dengan HCl 6 N berwarna bening. Seharusnya ketika Pb2+
ditambah HCl 6 N mengahasillkann warna putih dan endapan putih bukan berwrna
bening. Kemungkinan hal ini terjadi karena larutan sampel Pb2+yang
dipakai sudah lama sehungga hasil reaksinya kurang tepat. Sampel Pb2+
ditambah dengan K2CrO4 meghasilkan warna kuning. Lalu Pb2+
ditambah dengan Na2S menghasilkan warna hitam dan endapan. Lalu Hg2
2+ ditambah dengan HCl 6 N menghasilkan warna bening.
Seharusnya Hg2 2+ apabila ditambah dengan HCl
6 N menghasilkan warna putih dan endapan putih bukan warna bening. Hal ini
terjadi karena terjadi karena larutan sampel Hg22+ tidak
dibuat dengan aquaregia (yaitu larutan HNO3 ditambah dengan HCl
dengan perbandingan 3:1) sehingga warna yang dihasilkan tidak tepat. Hg22+
ditambah dengan KI menghasilkan warna hijau. Kesalahan pada perubahan warna
hasil reaksi ini karena kemungkinan kurang tepatnya pembuatan larutan sampel Hg22+
yang telah dijelaskan diatas.
Selanjutnya adalah analisa kation golongan
II. Cu2+ ditambah Na2S mengahasilkan perubahan warna
endapan hitam. Na2S merupakan reaksi selektif pada golongan
II yang apabila direaksikan dengan golongan II menghasilkan warna endapan hitam. Cu2+
direaksikan dengan K4Fe(CN)6 menghasilkan endapan berwarna
merah kecoklatan. Cd2+ yang direaksikan dengan Na2S
menghasilkan warna endapan hitam karena Na2S merupakan pereaksi
selektif golongan II seperti pada penjelasan sebelumnya. Kesalahan hasil reaksi
ini kemungkinan karena larutan sampel Cd2+ yang dipakai telah
bercampur oleh larutan yang lain atau larutan sampel yang dipakai sudah lama
sehingga hasil yang didapat tidak tepat. Cd2+ ditambah dengan KCN
seharusnya menghasilkan warna kuning. Kesalahan warna reaksi ini kemungkinan
sama seperti penjelasan diatas. Hg2+ ditambah Na2S
menghasilkan warna hitam dan Hg2+ ditambah KI menghasilkan warna
orange.
Dari percobaan ini dapat diketahui cara
untuk membedakan Hg22+ dan Hg2+, yaitu dengan
menggunakan larutan KI kita dapat membedakkannya. Hg22+
golongan I apabila ditambah atau reaksikan dengan KI akan menghasilkan warna
hijau. Sedangkan apabila Hg2+ golongan II direaksikan dengan KI
menghasilkan warna orange.
Prinsip pada percobaan analisa kation ini
adalah menggolongkan kation-kation berdasarkan pereaksi selektifnya untuk
golongan I apabila direaksikan dengan HCl yang bertindak sebagai pereaksi
golongan I akan menghasilkan warna putih dan endapan putih. Sedangakn pada
golongan II apabila direaksikan dengan Na2S yang bertindak sebgai
pereaksi selektifnya akan menghasilkan warna hitam dan endapan hitam.
Kelarutan
adalah sifat fisik yang merujuk pada kemampuan substansi untuk larut dalam
pelarut tertentu dan kondisi tertentu. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan adalah sebagai berikut :
a. Temperatur
Dimana
semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula kelarutannya. Hal ini
disesbkan tumbukan antar partikel senakin cepat dan menyebabkan semakin cepat
terjadinya reaksi.
b. Pelarut
garam
anorganik lebih dapat larut dalam air daripada pelarut organik. Ion-ion dalam
kristal tidak memiliki gaya tarik yang besar terhadap molekul pelrut organik.
c. Efek
ion sekutu
Suatu
endapan umunya dapat lebih larut dalam air murni daripada suatu larutan yang
mengandung salah satu ion endapan.
d. Pengarug
aktifitas
Ternyata
banyak endapan menunjukkan kelarutan yang meningkat dalam larutan yang
mengandung ion-ion yang tidak bereaksi seacra kimia dengan ion-ion endapan.
e. Pengaruh
pH
Ion
hidrogen yang bersenyawa dengan anion suatu garam untuk membentuk asam
lemah dengan demikian meningkatkan garam
itu.
f. Efek
kompleks
Kelarutan
garam yang sedikit sekali dapat larut juga bergantung pada konsentrasi zat-zat
yang menambah kompleks dengan kation garam itu.
g. Tekanan
dan volume
Berbanding
terbalik terhadap volume. Karena apabila tekanan kecil, volume akan membesar
dan kelarutannya akan semakin rendah dan sebaliknya.
Adapun faktor-faktor kesalahan pada praktikum kali ini adalah
:
-
Konsentrasi reagen terlalu pekat, sehingga
menimbulkan hasil yang tidak diinginkan.
-
Reagen-reagen yang
diberikan sudah lama sehingga hasil reaksi kurang tepat dan tidak sesuai dengan
seharusnya.
-
Reagen-reagen yang
dibuat tidak sesuai dengan prosedur sehingga hasilnya tidak tepat.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
-
Dari hasil percobaan
didapatkan hasil bahwa pereaksi selektif pada golongan I adalah HCl dengan
memberikan warna putih dan endapan putih. Sedangkan pereaksi selektif pada
golongan II adalah Na2S dengan memberikan warna hitam.
-
Hg22+
dan Hg2+ dengan cara menambahkan KI. Hg22+
apabila ditambah KI akan menghasilkan warna hijau dan Hg2+
direaksikan dengan KI akan menghasilkan warna orange.
-
Berikut adalah faktor –
faktor yang mempengaruhi kelarutan:
1.
Temperatur
2.
Pelarut
3.
Pengaruh afinitas
4.
Pengaruh pH
5.
Efek kompleks
6.
Tekanan dan volume
-
Kation golongan I
seperti Ag+, Pb2+, dan Hg22+
membentuk endapan putih dengan pereaksi HCl.
-
Pada percobaan ini
pereaksi spesifiknya adalah K2CrO4 karena larutan K2CrO4
memberikan ciri yang khas (perubahan warna) pada setiap sampel yang
ditambahkan.
5.2 Saran
Sebaiknya ditambah pengujian dari sampel
lain misalnya H2SO4, NO2- agar
percobaan lebih bervariasi dan didapat perbedaan-perbedaan supaya praktikan
lebih mengerti serta memahami analisa kation golongan I dan II.
DAFTAR
PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood,
A.L. 1993.Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Ke 4.Jakarta: Erlangga
Hardjadi,
W. 1990.Ilmu Kimia Analitik Dasar.
Jakarta: Gramedia
ga ada daftar pustakanya ya? :(
ReplyDeletedapusnya Mana ?
ReplyDeletePerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)