Ilona Yang Malang
oleh :
(Silvia Yuliana)
Malam
itu aku tidur sangat nyenyak sekali yah… mungkin karena aku terlalu sibuk
seharian ini,, hingga pagi telah menjelang aku masih belum terbangun juga dari
tidurku dan dari mimpi indahku,,,tiba-tiba terdengar suara samar-samar dari luar
kamarku memanggil namaku…
“Hanaaaaa!!!” (dengan suara
khas lembutnya mama sambil mengetuk pintu kamarku) Akupun segera bangkit dari
tempat tidurku lalu membukakan pintu..
“Iya
mahhhh…Hana bangun niihhh” sambil mengucek-ngucek mata aku melihat samara-samar
tepat di hadapanku sudah ada mama.
Tak lama perkataan mama membuat aku langsung melek “Hana ini sudah hampir jam 7 pagi. Ayoo siap-siap sekolah nanti kamu terlambat nak!”
Tak lama perkataan mama membuat aku langsung melek “Hana ini sudah hampir jam 7 pagi. Ayoo siap-siap sekolah nanti kamu terlambat nak!”
Aku langsung terkejut “Apah mahhh ? udah hampir jam 7
pagi mah? iya mah hana
siap-siap dulu,, makasih yaa mah udah bangunin hana”
Tanpa berfikir panjang akupun
langsung bergegas untuk siap-siap sekolah Hmmm,,sampai harus mengeluarkan
jurus mandi bebek,, hehe,,, alias mandinya
cepet banget Cuma beberapa menit saja, lalu aku cepat-cepat berpakaian seragam
dan menyiapkan buku pelajaran yang akan aku gunakan hari ini. Setelah selesai
sarapan kilat, aku berangkat kesekolah, sekolah ku tidak begitu jauh dari
rumahku jadi aku hanya berjalan kaki saja menuju sekolahku,,
Tapi, karena jam sudah menunjukkan
pukul 7.20 aku berlari-lari kecil menuju sekolah. Tiba dipintu gerbang ternyata
pak satpam tengah berdiri didekat pagar dan sudah hampir menutup pintu
gerbangnya, aku langsung menerobos masuk sambil tersenyum kearah pak satpam
(dalam hati aku berguman, Fuiiiih,,,untunglah masih sempat untuk masuk )
melihat tingkahku pak satpam tadi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, Mungkin
satpam itu sudah sangat hafal dengan tingkah anak-anak yang sering terlambat
masuk sekolah,, Heheee,,,, aku sih masih biasa saja hanya menerobos sedikit, biasanya
teman-temanku malah ada yang rela manjat pagar segala kalau gak dubukain.
Hmmmm setibanya aku didepan kelas
ternyata kelasku masih riuh, itu pertanda kalau gurunya belum datang. Aku
menghela nafas panjang sambil tersenyum kecil ufhhhh,,, leganyaaaa…
Tiba-tiba kelas ku menjadi diam
tanpa suara,,suara yang riuh ramai tadi langsung hening yang terdegar hanya
suara bisik-bisik,dan ada juga yang mencibir dengan pelan sambil melihat kearah
pintu kelas yang ternyata tengah berdiri disana Miss Ilona. Yahhh,,, si “Ilona”
Ilona Ledy tepatnya. Dia merupakan satu-satunya gadis terkaya disekolahku,
maklum papahnya pejabat, Tapi gak sedikit yang benci dengan dia karena memang
watak dan sifanya yang angkuh dan kurang bersahabat. Kalau Ilona yang telat
datang kesekolah gak mungkin deh sampai ada momen menerobos pintu gerbang, apalagi
sampai harus manjat pagar segala. Malahan pak satpam akan membukakan pintu
gerbang dengan lebar sambil nyengir-nyengir kuda. Itu dikarenakan ayahnya Ilona
merupakan penyumbang terbesar disekolahku. Itu yang membuat para guru, Kepsek
sampai pak satpam pun hanya mangguk-mangguk dengan pelanggaran-pelanggaran yang
dibuat oleh Miss Ilona.
Walaupun begitu aku satu-satunya
orang yang mau berteman dekat dengannya bahkan bisa dibilang kami bersahabat, toh
Si Miss Ilona gak pernah membuat aku sampai benar-benar merasa tersinggung
dengan perkataannya. Hanya saja terkadang sikapnya memang menjengkelkan seperti
mau menang sendiri yahhh inilah sikap yang kebanyakan dimiliki oleh orang kaya.
Maunya menang sendiri, egonya tinggi, Fuiihh tapi aku tetap mengambil sisi
positif dari Miss Ilona mungkin dia seperti itu hanya karena kurang perhatian
dari orang tuanya, dia belum banyak belajar bagaimana caranya menghormati orang
lain dan bersikap bersahabat dengan orang lain
seperti yang telah diajarkan oleh mamahku.
Dalam
hati aku berkata,Ohhh tuhan walaupun aku berasal dari keluarga yang biasa saja
tapi aku sangat lebih beruntung dari Ilona karena aku punya mama yang selalu
bisa megajarkan aku banyak hal, menyemangatiku, dan selalu memperhatikanku. Yahhh
karena hal itu lah yang gag akan bisa dibeli dari orang sekaya apapun,Love My
Family.
Gag
kerasa Jam pelajaran ke dua dan jam palajaran ke tiga selesai, hari ini rasanya
sekolah cepat berakhir,mungkin karena jam pertama tadi gag ada guru jadi ada
waktu santai sejenak.
Baru
melangkahkan kaki keluar Ilona memanggilku dengan cukup nyaring hingga membuat
langkahku terhenti, agaknya suaranya ilona tidak terdengar seperti biasanya,hemmm
kenapa aku baru menyadarinya yahhh, Ilona memang terlihat agak sedikit murung
hari ini. Yahhh, dia juga gag terlihat sombong seperti biasanya, wajahnya
sendu.
Ilona
memanggilku “Hana”. Aku segera menjawab “Ya…Ilona!” aku menatap matanya dalam-dalam terlihat memang seperti ada sesuatu yang
sedang dipikirkannya,bola matanya yang indah tidak lagi terlihat segar dan
cerah melainkan sayu dan kemerahan,seperti habis menangis. Ada apa yah dengan Ilona ? aku bertanya dalam
hati.
“Kenapa Ilona” lanjutku. Lalu Ilona menjawab dengan suaranya yang
serak-serak, suara orang yang baru saja selesai
menangis “Hana ,,,kamu mau
gag temenin aku dirumah hari ini? mau kan Han? Cuma kamu yang
mau temenin
aku, aku gag punya temen lagi han ? please ?” dengan
wajah polos dan
memelas.
Fuiiihh,,,
mana mungkin aku tega kalau Ilona sudah meminta seperti itu,toh selama ini juga
dia banyak membantuku soal pelajaran. Ilona kan
pintar jadi kalau aku tidak mengerti dia juga yang mengajarkan aku yahhh,,, walaupun
dengan gaya
seombongnya tapi itu malah memacu semangatku untuk bisa cepat mengerti.
“Emangnya
ortu kamu lagi gag ada dirumah lagi ya?” Aku bertanya dan tentunya aku sudah
tau jawabannya dalam hati aku berkata, lagi? yah karena memang selalu begitu
aku selalu menemaninya dirumah walaupun dirumahnya itu aku dan Ilona Cuma
bercerita-cerita,makan bersama atau melakukan hal-hal aneh tapi Ilona cukup
senang.. ortunya memang gag pernah ada dirumah sibuk dengan pekerjannya
masing-masing, Ilona anak tunggal,, jelas saja dia merasa sepi sekali. Tapi
kenapa hari ini dia begitu terlihat sangat ingin ditemenin yah?
“Iya han biasalah,mau kan ? langsung aja yah han? nanti kamu telpon
mamah kamu kalau
kamu lagi dirumahku !” Jawab Ilona masih dengan suara yang serak-serak. Aku
segera menjawab tanda setuju “Ok Ilona”.
Sepanjang
perjalanan kerumahnya Ilona , Ilona Cuma diam aja, aku juga bingung mau
menanyakan hal apa yang sedang dipikirkannya, aku takut dia marah kalau aku
menanyakan persoalan pribadinya, karena walaupun bersahabat kita punya batasan-batasannya yang mana yang harus
diceritakan dan yang mana yang gag harus diceritakan ke orang lain. Itu juga
yang diajarkan mamaku kepadaku. Sementara aku sambil menelpon mamahku meminta
ijin kalau aku belum pulang karena Ilona memintaku menemaninya, dan mamahku pun
mengizinkanku dan tak lupa mama mengingatkanku untuk makan siang. Ohh… beruntungnya
aku punya mama yang selalu memperhatikanku.
Sesampainya
dirumah Ilona seperti biasanya sangat sepii,aku dan Ilona langsung menuju ruang
makan. Makan siang sudah tersedia di atas meja, tidak heran karena rumah Ilona mempunyai pembantu.
Kami pun langsung melahap habis semua makanan yang ada. Setelah selesai kami
beristirahat di kamar Ilona. Tak lama Ilona menangis terisak-isak. Aku tak tau pasti
apa yang membuat Ilona menangis. Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya
pada Ilona.
“Ilona,Kenapa
kamu menangis ?” Lalu dengan wajahnya Ilona yang sendu ia Berkata “Aku gak papa
Han.” Aku tak yakin dengan jawaban Ilona, Lalu segera aku bertanya untuk kedua
kalinya “Kamu yakin gak papa Na ? Aku udah kenal lama sama kamu Na,, aku tau
kamu gak akan secengeng ini kalau bukan karena sesuatu yang sangat membuat kamu sedih.”
Ilona langsung memeluk tubuhku
dengan erat sambil menangis dengan sangat kencang sambil berkata “Aku gak tau
Han mesti cerita sama siapa, Cuma kamu Han yang mau berteman sama aku.” Akhirnya
Ilona membukakan mulutnya untuk bercerita kepadaku. Langsung saja bertanya
apakah sebenarnya yang terjadi “Ya udah Na, sekarang coba deeh ceritain kenapa
kamu nangis kaya gini Na? Siapa tahu aja aku bisa bantu Na.”
Sambil mengelap
air mata yang menetes di pipinya Ilona mulai bercerita kepadaku, “Sebenernya ku
kangen Han ma ortu aku,, aku sedih mereka gak pernah ada waktu buat aku.”
Jujur
saja aku tak percaya dengan apa yang baru dikatakan oleh Ilona. Tapi aku
mencoba untuk tidak begitu menampakkannya kepada Ilona “Ya ampun Na, di balik
sombongnya kamu ternyata kamu sesedih ini. Anak-anak pikir hidup kamu itu enak
banget Na, soalnya apa aja yang kamu mau pasti terpenuhi Na, kamu kan anaknya orang kaya Na.”
Ilona lanjut bercerita “Aku tau Han, aku memang apa maunya aku selalu terpenuhi.
Tapi sebenarnya aku gak butuh semua kemewahan ini Han, percuma aja kalau rumah
ini Cuma di penuhi dengan barang-barang mewah tapi gak ada sama sekali meraka
peduliin kalau aku butuh mereka.”
Aku turut prihatin dengan apa yang
di alamin oleh Ilona. Selama ini di mataku dia adalah seorang gadis yang sangat
beruntung karena semua yang ia miliki dipenuhi dengan kemewahan. Seorang Ilona
yang selama ini dikenal dengan sesosok yang sombong ternyata di balik
sombongnya itu adalah karena ia sangat sedih dengan keadaan keluargannya yang
tak pernah kumpul bareng walaupun hanya menyempatkan waktu untuk makan bersama
aja ia tak pernah dapatkan.
Aku
mencoba untuk memberikan solusi “Kamu udah pernah coba ngomong soal ini gak Na
ke ortu kamu, biar mereka ngerti sebenanya apa yang pengenin tu bukan
kemewahan. Tapi, perhatian dan kasih sayang dari mereka yang paling kamu
butuhin.”
Tapi
ternyata raut wajah Ilona tambah murung. Air matanya menetes lagi dan bercerita
lagi “Gimana aku bisa ngomong ma mereka Han, mereka selalu pulang kerja tengah
malam dan saat itu aku sudah terlelap. Paginya aku bangun mereka sudah pergi
kerja lagi. Aku hampir tak pernah melihat wajah Ayah dan Ibuku lagi.”
Aku sangat jelas melihat raut wajah
Ilona yang sangat sedih. Lalu aku memutuskan untuk mengajak Ilona menginap di
rumahku. Aku merasa sudah sangat dengan Ilona, aku ingin dia juga mendapatkan
perhatian dan kasih sayang yang selama ini aku dapatkan dari mamahku. Setibanya
di rumahku, Ilona di sambut dengan senyuman hangat dari keluargaku. Ia pun
langsung tersenyum dengan manis. Wajahnya Ilona yang sangat cantik itu memang
tak pantas dibasahi dengan air mata, tetapi dengan senyuman lah yang sangat
cocok baginya.
Sementara waktu ini, Ilona tinggal
bersama aku dan keluargaku. Dan tanpa sepengetahuan Ilona aku meghubungi orang
tuanya. Memang tak mudah untuk bertemu dengan orang tua Ilona yang super sibuk
itu, tapi aku tetap berjuang. Tiap hari aku mendatangi kantor orang tua Ilona.
Orang tua Ilona memang bekerja di satu perusahaan yang sama. Akhirnya setelah
berhari-hari aku bolak balik ke kantor mereka dan membuat janji untuk bertemu,
tibalah hari ini aku bertemu dengan orang tua Ilona.
Awalnya aku tak tau harus memulai
pembicaraan dari mana, Ayahnya Ilona
masih sibuk dengan kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerjanya,
sedangkan Ibunda Ilona sudah berada tepat di hadapanku. Lalu tak lama kemudian
setelah Ayahnya Ilonq selesai membereskan kertas-kertasnya, Ia pun ikut duduk
bersama aku dan Ibunda Ilona.
Aku langsung saja menjelaskan apa
maksud dan tujuan aku datang menemui mereka. Aku menceritakan semua keluh kesah
yang di rasakan oleh Ilona selama ini. Orang tua Ilona sangat kaget mendengar
semua ini. Tak lama kemudian Ibunda Ilona menangis, ia sangat sedih karena
merasa tak pernah memberi perhatian kepada anakknya itu. Padahal ia bekerja
keras dan apa yang ia lakukan hanya semata-mata agar semua yang Ilona butuhkan
terpenuhi.
Setelah aku selesai membicarakan ini
semua aku pamit pulang. Tenyata setelah aku pulang, orang tua Ilona membicarakan
mesalah keluarga mereka. Aku hanya berdoa semoga orang tua Ilona dapat mengerti
apa yang diinginkan oleh anaknya itu.
Tiga
hari lagi tepat tanggal 01 Desember 2009, pada hari itu Ilona berulang tahun
tepat pada usianya yang ke 17. Hari ini aku mendapat telepon dari orang tua
Ilona. Tak kusangka ternyata orang tua Ilona telah merencanakan untuk pesta
ulang tahun anaknya. Aku diberi tugas untuk membagikan undangan ke teman-teman,
tentunya ini adalah acara yang tidak di ketahui oleh Ilona. Karena kami akan
menjadikan ini adalah kejutan untuk dia.
Tiga
malam ini aku sengaja mngajak Ilona menginap di rumahku agar ia tidak tahu
bahwa di rumahnya sana ,
orang tuanya telah menyiapkan kejutan yang sangat ia inginkan.
Hari
ini tepat hari ulang tahun Ilona, kami semua teman-teman Ilona sengaja tidak
memberikan ucapan. Hehe.. memang sih ini usulku. Setelah pelajaran selesai aku
melihat raut wajah Ilona yang sangat
sedih bercampur kesal. Aku tahu persis apa yang ada di benaknya. Aku
mengajak Ilona pulang kerumahku. Sesampainya di rumahku ia pun tak mendapatkan
ucapan dari satu orang pun. Akhirnya kita makan siang lalu bergegas untuk tidur
siang.
Jam
telah menunjukkan pukul 07 malam, malam ini aku dan Ilona telah berjanji akan
pergi umtuk berjalan-jalan. Kami pun pamit dengan orang tuaku, tak lupa mamahku
memberikan pesan kepada kami agar kami berhati-hati dan tidak pulang larut malam.
Mobil Ilona melaju dengan cepatnya, aku tahu bahwa ia sangat kesal. Saat di
tengah perjalanan twntunya lokasinya dekat dengan rumah Ilona aku meminta Ilona
untuk mengjakku ke rumahnya karena aku sedang kebelet buang air kecil. Tanpa
berfikir panjang Ilona membawaku ke rumanya.
Sesampainya
di halaman rumah Ilona, seperti hari-hari sebelumya rumah ini tampak sepi
sekali. Awalnya Ilona tak ingin mengantarku sampai dalam, ia hanya ingin
meunggu di mobil saja. Tapi dengan paksaanku ia pun akhirnya turun dari mobol
dengan berat hati. Kami pun langsung masuk kedalam rumah Ilona. Pada saat Ilona
membuka pintu, lampu di ruang tamunya itu tidak menyala. Sambil mengomel-ngomel
sendiri ia menyalakn lampunya. Pada saat yang bersamaan itulah teman-teman
berteriak Happy Brithday Ilona.
Setelah itu mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Kebahagiaan
sangat terlihat jelas di mata Ilona. Setelah selesai meyanyi masih ada kejutan
lagi buat Ilona. Dari tengah-tengah kerumbunan itu tak lama ayah dan ibundanya
Ilona keluar sambil membawakan kue ulang tahun dengan lilin yang bertuliskan
17. Air mata mengalir dari mata Ilona, membasahi pipinya. Ia langsung memeluk
kedua orang tuanya itu. Acara pun dimulai Semua teman-teman bersenang-senang,
Ilona pun mengucapkan terima kasih kepadaku. Tepat pukul 10 malam acarapun
selesai.
Aku
ingin pamit pulang tapi sebelum itu Ilona memintaku untuk foto bersama
keluarganya dan aku langsung setuju. Kemudian Ilona memberi tahu ku tentang
recana Ibundanya yang berhenti kerja untuk memperhatikan Ilona. Ilona sangat
senang dan ia pun memelukku. Akhirnya Ilona menjadi seorang gadis yang
mempunyai semuanya. Sejak hari itu sikap Ilona yang selalu sombong ini telah
berubah. Ia sangat baik dan ramah terhadap siapa saja. Aku sangat senang Ilona
bahagia. Persahabatan aku dan Ilona semakin erat dan kami tidak akan
terpisahkan.
*SELESAI*
No comments:
Post a Comment