BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam keadaan cair,
molekul dari salah satu senyawa ini mempunyai tarikan yang kuat satu terhadap
yang lain. Atom hidrogen yang parsial positif dari satu molekul ditarik oleh
pasangan elektron menyendiri dari atom suatu molekul lain yang elektronegatif. Tarikan
ini disebut dengan ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen tidak
semua sama kekuatannya. Suatu ikatan hidrogen O----HO lebih kuat dari ikatan
hidrogen N---HN. Mengapa demikian?, Oksigen lebih elektronegatif daripada
nitrogen, karena itu gugus O-H lebih polar dan mempunyai H yang lebih positif.
H yang lebih positif ini lebih kuat tertarik oleh pusat negatif.
Ikatan hidrogen dapat
terbentuk antara dua senyawa yang berbeda, seperti antara CH3OH dan
H2O atau antara CH2NH2 dan H2O.
dalam hal-hal ini, sering ada lebih dan satu kemungkinan untuk ikatan hidrogen.
Energi disosiasi ikatan hidrogen hanya 5-10 kkal/mol, jauh lebih rendah
daripada energi disosiasi ikatan kovalen yang khas (80-100 kkal/mol), tetapi
jelas lebih kuat daripada kebanyakan tarikan dipol-dipol.
Oleh karena itu yang
melatar belakangi dilakukan percobaan ini agar dapat melihat kekuatan hidrogen
yang merunut teori bahwa ikatan hidrogen lebih kecil dibandingkan dengan ikatan
kovalen.
1.2 Tujuan
-
Mengetahui pengaruh dari ikatan hidrogen
terhadap sifat fisik dari zat
-
Mengetahui bagaimana terjadinya ikatan
hidrogen
-
Mengetahui entalpi yang terbentuk dari
percobaan ini
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
Ikatan
dalam hidrogen, hidrogen (H2) adalah molekul paling sederhana. Akan
ditinjau lebih terperinci mengenai ikatan kovalen dari H2, karena
banyak hal-hal yang penting dari ikatan ini sama dengan ikatan kovalen dari
senyawa yang lebih rumit.
Pandangan
dua atom hidrogen terisolasi, masing-masing dengan satu elektron dalam orbital
atom 1s. Bila kedua atom ini mulai membentuk ikatan, elektron dari
masing-masing atomnya sendiri. Bila inti terdapat pada jarak tertentu dari yang
lain (panjang ikatan untuk H2 adalah 0,74 Ȧ), orbital atom akan
melebur, akan tumpang tindih, untuk saling memperkuat dan membentuk orbital molekul
ikatan. Orbital molekul ini mencakup kedua inti hidrogen dan mengandung dua
pasang elektron (satu dari masing-masing H). Kedua elektron sekarang tertarik
sama ke kedua inti. Karena sebagian besar dari rapat elektron yang bermuatan
negatif dari orbital baru ini terlokasi antara dua inti yang bermuatan positif,
tolak-menolak antara inti dikurangi. Orbital molekul ini menghasilkan ikatan
kovalen antara dua aotm hidrogen dalam H2.
Jenis
interaksi dipol-dipol yang teristimewa kuat terjadi antara molekul yang
mengandung atom hidrogen yang terikat pada nitrogen, oksigen, atau fluor.
Masing-masing dari unsur terakhir ini adalah elektronegatif dan mempunyai
elektron valensi menyendiri. Beberapa senyawa yang khas yang mengandung ikatan
NH, OH, ayau FH adalah
Dalam
keadaan cair, molekul dari salah satu senyawa ini mempunyai tekanan yang kuat
satu terhadap yang lain. Atom hidrogen yang parsial positif dari salah satu
molekul, ditarik oleh pasangan elektron menyendiri dari atom suatu molekul lain
yang elektronegatif. Tarikan ini disebut ikatan hidrogen.
Senyawa atau gugus yang
hanya mengandung karbon dan hidrogen tak dapat mengalami ikatan hidrogen. Sebagai
contoh, tibjaulah metana, CH4. Metana tak dapat mengalami ikatan
hidrogen untuk dua alasan:
1. Karena
ikatan CH relatif nonpolar, maka molekul CH4 tidak mempunyai H yang
parsial positif.
2. Atom
karbon dalam CH4 tak mempunyai elektron menyendiri untuk menarik
atom hidrogen.
Energi disosiasi ikatan
hidrogen hanya 5-10 kkal/mol, jauh lebih rendah daripada energi disosiasi
ikatan dari ikatan kovalen yang khas (80-100 kkal/mol), tetapi jelas lebih kuat
daripada kebanyakan tarikan dipol-dipol. Alasan untuk perbedaan ini adalah
ukuran atom yang bersangkutan. Atom hidrogen adalah kecil dibandingkan terhadap
atom lain dan dapat menempati suatu kedudukan yang sanagat dekat dari elektron
menyendiridari atom elektronegatif. Hasilnya ialah suatu tarikan elektrostatik
yang kuat. Atom yang lebih besar daripada hidrogen tak dapat menempatikedudukan
yang demikian dekatnya terhadap yang lain, akibatnya tarikan dipol-dipol antara
atom yang lain lebih lemah. (Fessenden, 1986)
Dalam
kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik-menarik antar molekul yang
terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
Walaupun labih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh
lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti
protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari
molekul yang sama dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang
penting. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O atau
F yang mempunyai pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen
dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kj/mol) hingga tinggi
(7155 kj/mol). Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaannya.
Semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen mempengaruhi
titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi
titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen
pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar
daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar
(karena paling tinggi perbedaan elektronegatifitasnya sehingga titik didih air
lebih tinggi daripada asam florida).
Ikatan
hidrogen yang terbentuk akan lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen biasa O-H,
tetapi secara nyata lebih kuat, daripada kebanyakan interaksi antarmolekul
seperti kebanyakan hidrogen, yang dalam air terbentuk linier tetapi tidak
sistematis dengan atom hidrogen lebih dekat dan lebih kuat terikat pada salah
satu atom oksigen. Dalam cairan molekul-molekul ini menyumbangkan diri kea rah
yang meminimkan energi potensial di antara mereka (Oxtoby, 2001).
Tarikan
antara molekul yang luar biasa kuatnya dapat terjadi antara molekul-molekul,
jika suatu molekul mempunyai sebuah atom hidrogen yang berikat pada sebuah atom
berelektronegativitas besar dan molekul tetangganya mempunyai elektron
menyendiri. Inti hidrogen, yakni proton, ditarik oleh pasangan elektron yang
berdekatan dan berayun-ayun bolak-balik antara kedua atom itu. Tarikan antara
molekul yang menggunakan bersama-sama sebuah proton yang berayun itu disebut
ikatan hidrogen.
Ikatan
hidrogen yang kuat terbentuk hanya oleh molekul yang mengandung nitrogen,
oksigen ataupun flour kelihatannya sepasang elektron menyendiri dalam sebuah
atom kecil lebih efektif daripada dalam suatu atom besar, dalam hal menarik
suatu atom besar, dalam hal menarik suatu atom hidrogen tetangganya. Misalnya
meskipun nitrogen dan klor mempunyai keelektronegatifan yang sifat-sifatnya
sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen adalah air (H2O). NH3
dan HF. Dalam hal ini air hidrogen sangatlah efektif:
Derajat
asosiasi molekul meningkat dengan turunnya temperatur. Perbedaan gaya-gaya
tarik antara molekul-molekul zat murni dicerminkan oleh titik leleh dan titik
didih zat ini. Pada umumnya, gaya tarik yang kuat dan ukuran molekul meningkat
dengan turunnya temperatur, keduanya akan menyebabkan titik titik leleh dan
titik didih yang tinggi. Molekul nonpolar yang saling tarik menarik oleh dipol
imbas sekejap atau gaya London. Molekul gas mulia mempunyai distribusi elektron
bulat sederhana, yang menggabung dan saling menarik dengan lebih kuat akibatnya
titik didih tinggi. Titik didih yang tinggi disebabkan oleh ikatan hidrogen
yang kuat antara molekul-molekulnya (Keenan, 1984).
BAB
3
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
Alat dan bahan
3.1.1 Alat
-
Kalorimeter
-
Termometer
-
Gelas ukur 25 ml 2 buah
-
Stopwatch
-
Pengaduk
-
Pipet volume 20 ml
-
Pipet ukur
-
Gelas kimia
3.1.2 Bahan
-
Kloroform
-
Aseton (CH3)2CO
-
Bahan isolasi
3.2
Prosedur percobaan
-
Disiapkan alat dan bahan yang akan
dipakai yaitu kloroform, aeton, gelas ukur 25 ml 2 buah, kalorimeter,
stopwatch, dan termometer.
-
Dipasang kalorimeter
-
Diukur 20 ml aseton dengan gelas ukur
-
Dimasukkan aseton ke dalam kalorimeter
-
Diukur kloroform sebanyak 21,8 ml dengan
gelas ukur lain secepat mungkin dan diukur suhunya.
-
Diamati suhu aseton dalam kalorimeter
setelah 30 detik, sampai menit ke-4 (setiap kali mengukur suhu lakukann
pengadukan)
-
Diukur suhu kloroform sampai pada menit
ke-4, dituang 21,8 ml kloroform ke dalam kalorimeter
-
Diamati
suhu maksimum campuran dengan mencatat suhunya setiap 30 detik hingga menit
ke-8 (diaduk setiap kali mengamati suhu)
-
Dihitung hasil yang didapatkan antara
waktu dan suhu dari aseton dan kloroform
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Tabel hasil pengamatan
penentuan kekuatan ikatan hidrogen
Waktu,
menit
|
Suhu,
oC
|
Waktu,
menit
|
Suhu,
oC
|
0
|
29
|
4,5
|
34
|
0,5
|
29
|
5,0
|
33
|
1,0
|
29
|
5,5
|
32
|
1,5
|
29
|
6,0
|
32
|
2,0
|
29
|
6,5
|
32
|
2,5
|
29
|
7,0
|
32
|
3,0
|
29
|
7,5
|
31
|
3,5
|
29
|
8,0
|
31
|
4,0
|
Penambahan
kloroform
|
Suhu aseton awal: 30oC
Suhu awal kloroform: 28oC
4.2
Reaksi
4.3
Perhitungan
4.3
Pembahasan
Dalam kimia,
ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik menarik molekul yang terjadi antara
dua uatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat
dari kebanyakan gaya antar molekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari
ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam
nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian molekul yang sama dan
berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
Ikatan
hidrrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, dan F yang
mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair elektron). Hidrogen dari molekul
lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu
ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2
kj/mol) hingga tinggi (>155 kj/mol).
Jenis antara
dipol-dipol yang teristimewa kuat terjadi antara molekul yang mengandung atom
hidrogen yang terikat pada nitrogen, oksigen, atau flor.
satu terhadap yang lain. Atom hidrogen yang parsial positif dari satu molekul ditarik oleh pasangan elektron menyendiri dari atom suatu molekul lain yang elektronegatif. Tarikan ini disebut ikatan hidrogen
satu terhadap yang lain. Atom hidrogen yang parsial positif dari satu molekul ditarik oleh pasangan elektron menyendiri dari atom suatu molekul lain yang elektronegatif. Tarikan ini disebut ikatan hidrogen
Digunakannya
21,8 ml kloroform dalam percobaan kali ini, dan menggunakan 20 ml aseton agar
jumlah mol keduanya sama. Walaupun 20 ml kloroform lebih mudah untuk diukur,
tetapi jumlah mol yang didapat akan berbeda setelah perhitungan. Setelah
dilakukan perhitungan dengan 21,8 ml kloroform dan 20 ml aseton didapatkan
jumlah mol dari keduanya sama yaitu 0,272 mol. Percobaan yang dilakukan ini
membutuhkan reaksi kedua zat tersebut dalam jumlah yang sama molnya karena
didasarkan pada perbandingan koefisien reaksinya yaitu 1:1
CHCl3+ (CH3)2CO→ CHCl3--------OC(CH3)2
Disebabkan
karena H dan O memiliki elektronegativan yang lebih besar dibandingkan selisih
keelektronegatifan Cl dan O.
Terdapat
faktor-faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu kurang tepat dalam pembacaan
atau penetapan suhu yang didapat, kurang tepat mengukur volume dari reagen yang
akan digunakan.
Percobaan ini dilakuykan
untuk mencari besarnya energi ikatan yang terjadi pada reaksi dengan kloroform
dan aseton. Pertama yang dilakukan adalah dimasukkan aseton 20 ml yang telah
diukur suhunya yaitu 29oC ke dalam kalorimeter, kemudian setipa 30
detik dicatat suhunya sambil selalu diaduk hingga menit ke 4. Kemudian pada
menit ke 4 dimasukkan kloroform dan dicatat suhunya setiap 30 detik sambil selalu diaduk hingga menit ke 8.
Dicatat suhu akhirnya. Fungsi pengadukan dalam oercobaan ini yaitu agar suhu disetiap
bagian sama atau dengan kata lain untuk membuat larutan homogeny. Didapatkan
suhu kloroform berbeda-beda dan setelah dihitunh rata-ratanya, didapatkan
rata-rata kloroform adalah 32,125oC dan rata-rata aseton 29oC.
kemudian setelah dihitung maka mendapatkan ΔH= 1185,755625 J/mol.
4.3
Grafik
BAB
5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
-
Pengaruh dari ikatan hidrogen terhadap
sifat fifik dari zat yaitu berpengaruh pada titik leleh, titik didih kalor
penguapan.
-
Ikatan heterogen terjadi ketika sebuah
molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone
pair elektron).
-
Entalpi yang didapat dari percobaan ini
yaitu 1185,755625 J/mol
5.2
Saran
Sebaiknya
percobaani ini tidak hanya menggunakan aseton dan kloroform saja, tetapi juga
dengan sampel yang lain seperti H2C2O4 agar
pengetahuan praktikan tentang ikatan hidrogen bertambah.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden, Ralph J. 1986. Kimia
Organik Jilid 1Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Keenan, C W. 1984. Kimia
untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David. 2001. Prinsip
Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
itu 4.3.6 sampai 4.3.8 didapat dr mana ya, thx before :D
ReplyDelete